Bagaimana Nasib Mobil Listrik yang Habis Masa Baterainya?

Najhan Zulfahmi - detikOto
Jumat, 26 Apr 2024 18:30 WIB
Foto: dok. CarandDriver
Jakarta -

Mobil listrik bisa dibilang masih baru kemunculannya di pasar tanah air. Karena masih jarang digunakan, banyak pertanyaan yang muncul karena keberadaannya.

Salah satu pertanyaan umum yang muncul adalah pada baterainya mengingat baterai merupakan komponen utama pada mobil listrik. Pertanyaan yang dimaksud adalah bagaimana nasib mobil listrik jika masa hidup baterainya sudah habis?

Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut penjelasannya.

Baterai Mobil Listrik Sangat Mahal

Baterai mobil listrik adalah komponen utama sekaligus yang menjadi kelemahan. Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan mengenai nasib mobil listrik jika baterainya habis usia.

Kelemahan yang dimaksud adalah, baterai mobil listrik harganya sangat mahal sementara masa pakainya diperkirakan lebih terbatas.

Bahkan beberapa orang mengatakan lebih baik membeli mobil baru daripada memperbaiki atau mengganti baterai mobil listrik karena harganya yang sangat mahal.

Wajar pertanyaan tersebut muncul mengingat mobil listrik masih awam di Indonesia dan umur mobil tentu menjadi pertimbangan penting bagi pelanggan.

Usia Baterai Mobil Listrik

Nah, sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui lebih dulu seberapa lama usia baterai mobil listrik.

Menurut Hyundai Motors, usia baterai mobil listrik memang memiliki keterbatasan, rerata usia baterai mobil listrik adalah 10 tahun.

Namun, bukan berarti setelah jangka waktu tersebut baterai langsung mati dan tidak bisa terpakai, hanya performa atau kesehatan baterai akan menurun misalnya dari 100 persen menjadi sekitar 80 atau 70 persen.

Itupun tergantung dari pemakaian, jika pemilik bisa menggunakan dan merawat baterai mobil listrik dengan baik, bisa berusia lebih lama.

Bagaimana Jika Benar-benar Habis Usia Baterai?

Untuk menjawab semacam itu, pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu menjelaskan kemungkinan sebagian besar dari mobil listrik murah akan menjadi waste material.

Namun, berbeda dengan mobil listrik mahal yang kemungkinan besar bisa digunakan kembali karena baterainya diganti dengan modul barunya yang disediakan APM.

Yannes juga menjelaskan, menurutnya untuk kondisi saat ini di mana perkembangan mobil listrik di pasaran masih baru, bisa saja seiring perkembangan dinamika pasar mobil listrik, asumsinya tersebut terbantahkan.

Beliau juga menambahkan prediksinya mengenai segmentasi pasar baru yang bergerak di bidang baterai mobil listrik refurbish.

Ini mungkin akan menarik mengingat adanya keterbatasan dan kelangkaan baterai mobil listrik di Indonesia.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan, mobil listrik memang berpotensi menjadi waste material jika baterainya rusak atau habis masanya.

Itupun perlu digarisbawahi untuk kondisi masa sekarang di mana baterai mobil listrik masih terbatas dan sangat mahal.

Sementara untuk daya tahan prima baterainya sendiri bisa mencapai 10 tahun, setelah itu masih bisa dipakai hanya turun performanya. Dengan pertimbangan yang sudah dipaparkan di atas, mungkin mobil listrik masih bisa jadi pilihan untukmu detikers.



Simak Video "Video Bahlil Menghadap Prabowo, Bahas Hilirisasi Nikel-Bangun Kilang DME"

(inf/inf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork