Peluang Mobil Murah di Bawah LCGC, Toyota: Jangan Jual Mobil Odong-odong

Peluang Mobil Murah di Bawah LCGC, Toyota: Jangan Jual Mobil Odong-odong

Ridwan Arifin - detikOto
Minggu, 28 Jan 2024 07:30 WIB
All New Agya diperkenalkan di Indonesia, Senin (13/2/2023).
All New Agya Foto: Ridwan Arifin
Jakarta -

Pasar otomotif Tanah Air mentok di angka satu jutaan. Demi menumbuhkan pasar, perlukah melahirkan varian baru di bawah Low Cost Green Car (LCGC)?

Program LCGC berhasil mendongkrak penjualan mobil di Indonesia mencapai angka satu juta unit per tahunnya. Bertahun-tahun LCGC selalu masuk dalam jejeran mobil terlaris.

Segmen LCGC diisi oleh berbagai merek. Honda punya Brio Satya yang dijual Rp 167,9 juta hingga Rp 198,3 juta. Tak cuma Honda yang menjual LCGC jenis city car 5-penumpang saja yang mendekati angka Rp 200 juta. Toyota Agya saat ini dijual mulai Rp 167,9 juta hingga Rp 191,4 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LCGC termurah sekarang jatuh pada Daihatsu Ayla yang dijual Rp 135 juta untuk varian paling bawah. Tapi mobil itu juga memiliki berbagai trim, harga termahalnya sekarang Rp 190,9 juta.

Selanjutnya LCGC 7-seater yang dijual oleh Daihatsu dan Toyota. Untuk model ini, Daihatsu Sigra sekarang bisa ditebus Rp 138 juta hingga Rp 181,6 juta. Sementara kembarannya, Toyota Calya dibanderol Rp 164,7 juta hingga Rp 173,2 juta.

ADVERTISEMENT

LCGC diketahui merupakan segmen mobil paling murah di Indonesia saat ini. Tapi Pasar mobil Indonesia menunjukkan stagnasi pada level penjualan sekitar satu jutaan per tahunnya, padahal rasio kepemilikan mobil masih sekitar 99 mobil per 1.000 penduduk.

Penjualan mobil tertinggi di Indonesia terjadi pada tahun 2013 yang mencapai 1.229.811 unit kemudian terus merosot di tahun berikutnya namun tetap berada di level satu jutaan.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan jangan sampai demi membuat mobil yang murah sampai mengorbankan standar keselamatan.

"Ya kita nomor satu keselamatan, jadi jangan sampai kita jual mobil odong-odong. Bisa juga kita bikin tapi kan odong-odong nanti jatuhnya. Jadi ada batas-batas keselamatan," kata Bob saat disinggung melahirkan varian di bawah LCGC.

Apalagi calon pembeli mobil saat ini dipastikan bisa lebih melek teknologi. Mengutip paparan LPEM (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat) FEB UI pada GIIAS 2023, calon pembeli mobil saat ini adalah yang berumur 26-41 atau lahir pada periode 1981-1995 yang dikenal dengan generasi millennial. Calon pembeli pembeli mobil periode 2025-2030 adalah generasi Z (Gen Z) yang lahir antara 1995-2010. Hal ini juga yang menjadi tantangan produsen, yakni menyesuaikan preferensi konsumen.

"Kendaraan-kendaraan kita masih didominasi oleh MPV, tapi generasi millennial ini yang suka main gadget, jadi ini juga tantangan para pelaku industri, kendaraannya semakin canggih, kalau dulu mungkin waktu saya masih aktif di operasional itu hanya sekadar power window," ujar Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Kukuh Kumara.

Kukuh mengatakan sudah bekerja sama dengan pihak akademisi untuk mencari akar masalah kenapa tidak berkembangnya pasar otomotif dalam negeri. Namun pertumbuhan pasar berkaitan dengan kondisi ekonomi negara.

"Kita nggak gegabah dalam mencari solusinya, sekarang kita sedang mengkaji dengan LPEM UI, kenapa ini satu dekade masih satu juta, jadi banyak sisi yang kita lihat apakah mobilnya terlalu mahal, apakah kemudian perlu sisi lain lagi, misalnya pertumbuhan ekonomi, belum selesai studinya," ujar Kukuh.




(riar/din)

Hide Ads