Pemerintah Jepang mencabut izin Daihatsu Gran Max dan dua model pikap buatan Daihatsu lainnya. Pemerintah Jepang mendapati ada kesalahan prosedur pada kendaraan Daihatsu.
Dikutip NHK dan Asia Nikkei, hal ini terkait dengan skandal uji keselamatan yang ditemukan terjadi di Daihatsu Jepang. Menanggapi masalah ini, Kementerian Pertahanan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang melakukan inspeksi lapangan di Daihatsu. Sebagai hasilnya, dipastkan bahwa pelanggaran yang cukup fatal dilakukan terhadap tiga pikap buatan Daihatsu.
"Menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, saat menguji airbag pada mobil-mobil tersebut pada saat uji tabrak, ditemukan bahwa airbag diaktifkan berdasarkan pengatur waktu, padahal perlu dipastikan bahwa airbag tersebut terdeteksi secara otomatis oleh sebuah sensor," demikian dikutip dari NHK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari penemuan ini, Kementerian memulai proses untuk mencabut izin tipe kendaraan/Vehicle Type Approval (VTA) untuk tiga model Daihatsu yang dijual di Jepang. Ketiga model yang dicabut izinnya adalah Daihatsu Gran Max, Toyota Town Ace, dan Mazda Bongo. Model yang terdampak adalah versi pikap. VTA diperlukan untuk produksi massal kendaraan.
"Masalah ini telah mengguncang fondasi sistem sertifikasi dan mengkhawatirkan kepercayaan terhadap sektor manufaktur Jepang," kata Menteri Transportasi Tetsuo Saito dikutip Asia Nikkei.
Kementerian Transportasi Jepang menyalahkan Daihatsu karena dianggap mengabaikan keselamatan. Produsen mobil tersebut ditemukan menggunakan pengatur waktu untuk mengaktifkan airbag selama tes tabrak. Padahal, airbag seharusnya keluar ketika sensor mendeteksi tabrakan. Airbag yang tidak berfungsi saat dibutuhkan dinilai dapat membahayakan nyawa.
Kementerian berpandangan bahwa pelanggaran tersebut berakar pada budaya perusahaan Daihatsu. Dalam rangka perbaikannya, Kementerian mendesak Daihatsu untuk merombak struktur perusahaan secara mendasar. Kementerian juga telah memerintahkan Daihatsu untuk mengeluarkan laporan bulan depan tentang rencana untuk mencegah terulangnya kembali kasus serupa.
Presiden Daihatsu Motor Corp Soichiro Okudaira meminta maaf kepada para pemangku kepentingan. Dia mengatakan Daihatsu menanggapi perintah tersebut dengan sangat serius.
Daihatsu Pastikan Tak Berdampak pada Gran Max di Indonesia
Diketahui, PT Astra Daihatsu Motor memproduksi ketiga model itu di Indonesia dan mengekspornya ke Jepang. Namun, Direktur Marketing and Planning & Communication Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani memastikan mobil-mobil Daihatsu di Indonesia aman.
"Kami sudah menerima informasi dari prinsipal. Setiap negara memiliki regulasi masing-masing. Informasi yang disampaikan oleh prinsipal tersebut berlaku untuk pasar Jepang," kata Agung kepada detikOto, Selasa (16/1/2024).
"Daihatsu Indonesia memastikan kembali bahwa semua kendaraan Daihatsu yang diproduksi, didistribusi, dan dipasarkan di Indonesia tidak memiliki masalah kualitas, keselamatan dan sudah memenuhi regulasi yang berlaku, termasuk seluruh line up kendaraan Gran Max baik Pick Up maupun Minibus," tegasnya.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP