Berawal dari Mesin Tenun untuk Ibu, Suzuki Jadi Perusahan Bercuan Rp 483 T

Laporan dari Jepang

Berawal dari Mesin Tenun untuk Ibu, Suzuki Jadi Perusahan Bercuan Rp 483 T

Danang Sugianto - detikOto
Sabtu, 28 Okt 2023 16:03 WIB
Museum Suzuki di Hamamatsu City, Jepang.
Mesin tenun Suzuki di museum Suzuki Jepang Foto: Danang Sugianto/detik.com
Hamamatsu City -

Suzuki Motor Corporation (SMC) yang berdiri sejak tahun 1909 memiliki sejarah panjang. Siapa sangka, entitas yang merupakan salah satu raksasa produsen otomotif dunia itu berawal seorang pemuda yang membuatkan mesin tenun untuk ibunya.

Besarnya Suzuki bisa dilihat dari cuan yang didulang perusahaan. Di 2022 Suzuki tercatat mengantongi laba bersih US$ 4,6 triliun yen atau sekitar Rp 483 triliun (kurs 1 yen = Rp 105). Cuan itu didapat dari seluruh perusahaan Suzuki di dunia, baik itu di Jepang, India, Pakistan, Thailand, Indonesia, Hungaria hingga Jerman.

Besarnya Suzuki membuat perusahaan semakin menghargai sejarah perusahaan yang sudah berusia sekitar 113 tahun tersebut. Semua sejarah tentang perusahaan tercatat jelas di Suzuki Plaza Museum yang terletak di Hamamatsu City, Shizuoka Prefecture, Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di museum ini dijelaskan, perusahaan bermula ketika sang pendiri, Michio Suzuki, mendirikan pabrik mesin tenun yang terbuat dari kayu dengan sistem pedal. Nama pabriknya saat itu adalah Suzuki Loom Works. Michio sendiri saat itu masih berusia 22 tahun.

Di museum ini dikisahkan bahwa mesin tenun itu awalnya dibuat untuk ibunya. Orang tua Michio saat itu memang bekerja sebagai petani kapas. Ibu sangat senang ketika mencoba pertama kali mesin tenun buatannya karena sangat memudahkan proses menenun.

ADVERTISEMENT
Museum Suzuki di Hamamatsu City, Jepang.Museum Suzuki di Hamamatsu City, Jepang. Foto: Danang Sugianto/detik.com

Sejak saat itu Michio terus berinovasi dan fokusnya hanya membuat mesin tenun yang mempermudah penggunanya. Kebetulan saat itu Jepang menjadi negara pengekspor kain terbesar di dunia. Hal itulah yang membuat mesin tenun Suzuki laris di Jepang.

Sejarah perkembangan Suzuki juga ternyata turut berkaitan dengan Indonesia. Dari sekian banyak mesin tenun yang dibuat Michio ada mesin yang khusus untuk membuat sarung. Mesin ini diekspor ke beberapa negara termasuk Indonesia.

Di museum ini juga dipajang rapih produk-produk yang pernah dibuat Suzuki lainnya seperti sepeda bermesin, sepeda motor pertama, mobil pertama hingga kendaraan-kendaraan terbaru dan memiliki sejarah.

Misalnya saja ada Suzuki Power Free yang merupakan sepeda yang ditempelkan mesin penggerak. Ternyata produk ini merupakan hasil inovasi dari anak Michio yakni Shunzo Suzuki. Shunzo yang sering menggunakan sepeda untuk berpergian merasa akan jauh lebih baik jika sepedanya memiliki mesin penggerak.

Selain itu ada juga Suzulight yang merupakan mobil pertama yang dibuat Suzuki pada 1950-an. Suzulight yang dipajang berjenis SL yang moncong depannya dibuat seperti sedan, namun bagian belakang tidak memanjang. Sehingga bisa ditempatkan pintu belakang.

Konsep tersebut tersebut membuat Suzulight SL tidak dikenakan pajak 15% saat itu. Sebab mobil ini masuk dalam kategori van kecil untuk keperluan niaga.

Museum Suzuki di Hamamatsu City, Jepang.Museum Suzuki di Hamamatsu City, Jepang. Foto: Danang Sugianto/detik.com

Dari keseluruhan perjalanan sejarah Suzuki yang ditampilkan di Suzuki Plaza Museum, dapat terlihat bahwa Suzuki secara konsisten melahirkan dan mengembangkan mobil kompak, ringan dan mementingkan emisi yang rendah agar menjadi kendaraan yang ramah lingkungan.

Seperti dipajangnya Suzulight yang merupakan mobil pertama Suzuki yang menggabungkan kreativitas untuk menghasilkan mobil berukuran kecil, ringan dan harga terjangkau guna menjawab tantangan transportasi di jamannya. Suzulight juga menjadi cikal bakal kelahiran kategori Kei-car dan menjadi keahlian Suzuki dalam menciptakan kendaraan kompak dan ringan hingga saat ini.




(das/lth)

Hide Ads