Merek asal China perlahan mulai membanjiri Indonesia, kini jumlahnya mencapai enam brand. Jadi ancaman buat pabrikan asal Jepang?
Saat ini terdapat enam merek asal China yang meramaikan industri otomotif Indonesia, yakni Wuling, DFSK, Chery, Maxus, Great Wall Motor (Haval, Ora, Tank), dan Neta. Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menilai kehadiran merek baru itu menjadi kabar bagus buat orang Indonesia karena menjadi banyak pilihan.
"Itu suatu hal yang positif masyarakat mendapatkan pilihan lebih banyak untuk bisa menentukan model-model mana yang mereka pilih," kata Nangoi di Tangerang, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rendahnya kepemilikan mobil di pasar otomotif Indonesia bikin pabrikan lain tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Di sisi lain, ekonomi Indonesia yang membaik sehingga daya beli masyarakat pun bisa ikut terkerek.
Sebelumnya Nangoi juga menjelaskan bahwa masuknya merek-merek kendaraan baru ke Tanah Air membuktikan potensi besar pasar otomotif Indonesia. Banyaknya merek baru bisa menstimulasi penjualan mobil baru di Tanah Air.
Berkaca pada 2022, secara global produksi kendaraan bermotor di Indonesia menduduki peringkat ke-11, sementara untuk market domestik Indonesia berada di posisi ke-14 di dunia. Dengan jumlah total penduduk mencapai lebih dari 275 juta jiwa, dan rasio kepemilikan mobil sebesar 99 unit per 1.000 penduduk, Indonesia memiliki pasar potensial terbesar di Asia Tenggara.
Toyota sebagai penguasa pasar Tanah Air tidak memandang sebelah mata merek China. Benar adanya semakin banyak pilihan, tapi pada akhirnya akan menciptakan peta persaingan baru, bukan tidak mungkin pangsa pasar bisa tergerus.
"Saya rasa dengan banyak brand baru daya tarik baru animo masyarakat seperti pameran (GIIAS) ini semakin ramai. Jadi kita berharap akan meningkatkan market, market naik, kemudian industri otomotif Indonesia juga akan naik, lokalisasi juga naik. Ini akan membantu Toyota juga, satu market naik, industrinya juga naik," kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi dalam kesempatan terpisah.
"Di satu sisi memang betul kompetisi itu ada semacam ancaman buat kita tapi lebih banyak sisi positifnya dari sisi market dan industrinya. Jadi diharapkan dengan market naik, jualan bisa naik. Industri ekosistem dari elektrifikasi semakin banyak juga membantu Toyota juga," jelasnya lagi.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?