Thailand Hampir Kehabisan Bujet Subsidi Mobil Listrik

Thailand Hampir Kehabisan Bujet Subsidi Mobil Listrik

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 10 Agu 2023 08:34 WIB
Pemerintah tengah mendorong penggunaan kendaraan listrik. Pemerintah pun menggodok skema subsidi untuk kendaraan listrik.
Mobil listrik (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Thailand telah memberikan subsidi untuk kendaraan listrik. Saking banyaknya pemesanan, anggaran untuk subsidi mobil listrik sampai hampir habis. Thailand mengajukan anggaran tambahan untuk subsidi kendaraan listrik.

Dilaporkan Bangkok Post, Departemen Cukai Thailand mengatakan subsidi senilai 2,9 miliar baht (setara Rp 1,2 triliunan) untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik akan habis pada September. Menurut Direktur Jenderal Departemen Cukai Thailand Ekniti Nititanprapas, anggaran untuk subsidi mobil listrik itu diminta ditambah untuk melanjutkan program ini hingga 2025.

Dia mengatakan subsidi untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik berlangsung dari 2022 hingga 2025. Namun, subsidi diperkirakan akan habis pada bulan September karena tingginya permintaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Departemen Perhubungan Darat Thailand mencatat pertumbuhan signifikan terhadap pendaftaran kendaraan listrik di negara itu. Sejak subsidi dimulai, setidaknya 20.000 mobil listrik baru telah terdaftar. Angka itu meningkat 270 persen dibandingkan periode sebelum diberlakukannya subsidi.

Ekniti menyebut, permintaan anggaran baru untuk melanjutkan subsidi mobil listrik akan senilai 2,9 miliar baht juga. Namun, itu tergantung dari tingkat pertumbuhan penggunaan kendaraan listrik.

ADVERTISEMENT

"Batas subsidi akan tetap maksimal 150.000 baht (setara Rp 65 jutaan) per unit, meskipun ini tergantung pada kebijaksanaan pemerintah berikutnya dan besarnya anggaran," katanya.

Subsidi EV diberikan melalui berbagai produsen mobil dengan nota kesepahaman dan harus digunakan untuk menurunkan harga mobil listrik. Sebelas produsen kendaraan listrik berpartisipasi dalam skema subsidi di Thailand.

Ekniti mengatakan selain subsidi langsung ke pembeli kendaraan listrik, pemerintah juga mengumumkan pengurangan bea masuk dan cukainya. Namun, mulai tahun depan produsen kendaraan listrik yang dapat insentif itu harus mendirikan basis produksi di Thailand dan memulai produksi kendaraan listrik untuk mengimbangi impor dengan rasio 1:1. Jadi, setiap mobil listrik impor yang menerima subsidi, satu unit lainnya harus diproduksi lokal.

Jika produsen EV tidak dapat memulai produksi dalam negeri pada tahun 2024, rasionya berubah menjadi 1,5 kendaraan yang diproduksi secara lokal untuk setiap EV impor yang menerima subsidi.




(rgr/din)

Hide Ads