Produsen Jepang Dituding Hambat Tren Mobil Listrik di RI, Ini Kata Toyota

Produsen Jepang Dituding Hambat Tren Mobil Listrik di RI, Ini Kata Toyota

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Selasa, 02 Mei 2023 19:11 WIB
Mobil listrik Toyota bZ4X.
Kata Toyota usai dituding hambat elektrifikasi di Indonesia. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com
Jakarta -

Institute for Energy Economics and Financial Analysis atau IEEFA menilai produsen otomotif asal Jepang telah menghambat pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Sebab, sebagai pemain utama, mereka justru bergerak lebih lambat.

Laporan bertajuk Electrifying Indonesia's Road Transport mengungkap, lima merek asal Jepang, yakni Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki dan Mitsubishi menguasai 92 persen pasar kendaraan roda empat ringan di Indonesia.

Namun, untuk urusan elektrifikasi, mereka dianggap lambat dan tak sejalan dengan semangat pemerintah. Lalu, bagaimana tanggapan Toyota mengenai anggapan tersebut?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Shell Recharge hadir di Mal Pacific Place Jakarta. Hadirnya SPKLU ini merespons bertambahnya pengguna mobil listrik.Pabrikan Jepang termasuk Toyota dituding hambat elektrifikasi di Indonesia. Foto: Andhika Prasetia

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy menegaskan, pihaknya tak pernah menghambat pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia. Buktinya, kata dia, Toyota telah menjual produk elektrifikasi bernama bZ4X.

"Sebagai pelaku di industri otomotif dan Toyota, saya tidak pernah melihat atau merasa Toyota itu menghambat elektrifikasi," ujar Anton saat ditemui di bilangan Jakarta Pusat, belum lama ini.

ADVERTISEMENT

"Karena secara global bZ4X kita jual di seluruh dunia dan sudah ada komitmen dari Presiden TMC sebelumnya bahwa tahun 2030 BEV akan menyumbang 30 persen total penjualan Toyota," tambahnya.

Potret Toyota bZ4X yang Bakal Mejeng di KTT ASEAN 2023 Labuan BajoPotret Toyota bZ4X yang Bakal Mejeng di KTT ASEAN 2023 Labuan Bajo Foto: Dok. TAM

Anton heran mengapa IEEFA menyebut Toyota telah memperlambat program elektrifikasi di Indonesia. Padahal, kata dia, pihaknya selalu mendukung kegiatan negara seperti KTT G20 dan KTT ASEAN dengan meminjamkan mobil listrik bZ4X sebagai kendaraan resmi.

"Kalau dibilang menghambat, kenapa kita luncurkan dan promosikan untuk acara-acara seperti KTT G20 dan ASEAN? Jadi saya rasa kurang tepat kalau dikatakan seperti itu (pabrikan besar Jepang menghambat pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia)," ungkapnya.

Lebih jauh, Anton memastikan, Toyota sejak awal telah berkomitmen mendukung upaya pemerintah mengurangi emisi gas buang. Itulah mengapa, selain mobil listrik berbasis baterai, mereka juga turut menjual kendaraan hybrid.

"Kemudian kalau berbicara market di Indonesia, kami tidak hanya main di segmen premium tetapi juga low. Solusinya adalah memberikan pilihan yang lebih banyak, tidak hanya BEV tetapi juga hybrid, dan mobil ramah lingkungan lainnya," kata dia.




(sfn/rgr)

Hide Ads