Mobil Listrik Dapat 'Subsidi', Warga Langsung Minat Beli?

Wuling Air ev — 'Subsidi' bikin konsumen tertarik beli mobil listrik? Foto: Dok. Wuling Motors

Jakarta -

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mengumumkan skema bantuan atau 'subsidi' mobil listrik. Bukan potongan harga langsung, melainkan diskon pajak sebesar 10 persen. Lalu, apakah kebijakan tersebut bisa membuat konsumen tertarik beli?

Wuling merupakan satu dari dua pabrikan yang berhak menerima 'subsidi' pemerintah tersebut. Sebab, mobil listrik mereka yang bernama Wuling Air ev telah memenuhi syarat kandungan lokal minimal 40 persen. Itu artinya, harga Wuling Air ev akan lebih murah.

Direktur Pemasaran Wuling Motors Indonesia, Dian Asmahani meyakini, 'subsidi' pemerintah tersebut akan meningkatkan minat masyarakat membeli mobil listrik. Namun, kata dia, peningkatan minat belum tentu sejalan dengan bertambahnya angka penjualan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang jelas ada dampaknya, ya. PPN dari 11 ke 1 persen kan berarti sebenarnya ada value yang menarik konsumen untuk beralih ke mobil listrik," ujar Dian saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat, belum lama ini.

"Intinya, akan menambah minat iya, tapi soal berapa peningkatan penjualannya, kita lihat nanti," tambahnya.

Media drive Wuling Air ev bertema Green Mobility Experience (19/9/2022)

Wuling Air ev Foto: Dok. Wuling Motors

Diketahui, saat ini Wuling Air ev dijual mulai Rp 243-315 jutaan dengan status on the road Jakarta. Sayangnya, saat ditanya soal harga kendaraan setelah potongan pajak, Dian mengaku belum bisa mengungkapnya.

"Kita sudah hitung-hitung ada beberapa skenario, tapi dari kami masih mau menunggu lebih detail lagi aturannya seperti apa," tegasnya.

Mobil listrik Wuling Air ev. Foto: Rafly Adli Krisdianto/detikOto

Saat ini, Dian mengaku masih menunggu bagaimana aturan final pemerintah soal 'subsidi' mobil listrik. Namun, apapun itu, dia memastikan Wuling akan mendukung kebijakan tersebut.

"Kita sebenarnya serahkan ke pemerintah sih, kita yakin pemerintah ketika ngasih regulasi pasti sudah dipikirkan sesuai kondisi dan target untuk kebaikan konsumen di Indonesia. Jadi kita ikutin saja," ungkapnya.

"Kita lihat nanti tanggal 1 April pemerintah akan mengumumkan apa, dari sana kita akan pelajari lebih detail soal regulasi dan pelaksanaannya," kata dia menambahkan.