Harga mobil murah ramah lingkungan atau dikenal sebagai low cost green car (LCGC) akan mengalami kenaikan. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian sudah memberikan lampu hijau untuk kenaikan harga LCGC.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier, mengatakan, pemerintah terus memberikan dukungan bagi tumbuhnya industri otomotif di Tanah Air. Pertumbuhan industri alat angkut pada tahun 2022 meningkat sebesar 10,67 persen, atau di atas angka pertumbuhan industri pengolahan yaitu 5,01 persen.
Sebagai salah satu bentuk dukungan, harga patokan kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) atau low cost green car (LGCC) akan mengalami penyesuaian sebesar lima persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Taufiek, alasan penyesuaian harga itu berkaitan dengan ongkos produksi dan kenaikan harga bahan baku hingga biaya logistik.
"Pemerintah memahami bahwa ada peningkatan cost of production pada produksi kendaraan KBH2, kenaikan bahan baku serta biaya logistik mengakibatkan diperlukannya penyesuaian tersebut," kata Taufiek Bawazier, Minggu (26/2/2023).
Peraturan terbaru mengenai KBH2 terdapat di Peraturan Menperin Nomor 36 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah.
"Seperti yang disampaikan Bapak Menteri Perindustrian, besaran penyesuaian tidak boleh di atas inflasi sehingga tidak memberatkan masyarakat," pungkasnya.
Kerja Sama Indonesia-Jepang
Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong kerja sama pengembangan industri otomotif dengan berbagai pihak. Salah satu bentuk kerja sama tersebut adalah antara Indonesia-Jepang dalam bidang elektrifikasi kendaraan dan bahan bakar Carbon Neutrality (CN), termasuk bio-fuel.
"Kerja sama tersebut salah satunya diwujudkan dengan menjalin dialog mengenai kebijakan industri otomotif, khususnya terkait upaya pengurangan emisi," ujar Taufiek.
Taufiek menjelaskan tentang tinjauan industri otomotif Indonesia serta strategi dan kebijakan pengembangan Electric Vehicle (EV) di Indonesia, mencakup roadmap pengembangan EV, ekosistem EV, dan investasi industri baterai di Indonesia.
"Sebagai salah satu negara dengan industri otomotif terbaik di dunia, kami percaya kerja sama dengan Jepang dapat mendukung upaya mencapai carbon neutrality," ujar Taufiek.
Direktur Jenderal Sekretariat Menteri Kebijakan Perdagangan (Biro Industri Manufaktur), Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Fujimoto Takeshi menjelaskan, kebijakan terbaru Jepang untuk Carbon Neutrality (CN) mencakup promosi elektrifikasi, hidrogen, dan bahan bakar netral karbon. Sedangkan Direktur Kebijakan Perdagangan Internasional Otomotif METI Hirofumi Oima menyebutkan, saat ini telah terjalin program kerja sama antara Indonesia dan Jepang di bidang elektrifikasi kendaraan dan bahan bakar CN termasuk bio-fuel.
(rgr/mhg)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah