Biar Mobil Listrik Lebih 'Hijau': Tinggalkan Batu Bara, Beralih ke Energi Surya

ADVERTISEMENT

Biar Mobil Listrik Lebih 'Hijau': Tinggalkan Batu Bara, Beralih ke Energi Surya

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Jumat, 27 Jan 2023 09:13 WIB
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Shell Recharge hadir di Mal Pacific Place Jakarta. Hadirnya SPKLU ini merespons bertambahnya pengguna mobil listrik.
Ilustrasi mobil listrik dicas. Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Mobil listrik belum sepenuhnya ramah lingkungan. Sebab, meski kendaraan tersebut tak menghasilkan emisi gas buang, namun sumber energi pembangkit listriknya masih menggunakan batu bara.

Pengamat otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menaruh fokus pada isu-isu seputar elektrifikasi, Agus Purwadi mengatakan, seandainya mobil dan motor listrik mau sepenuhnya ramah lingkungan, maka pembangkit listriknya harus menggunakan energi baru terbarukan atau renewable energy.

Agus menegaskan, sumber energi pembangkit listrik yang saat ini paling ideal diterapkan di Indonesia adalah solar photovoltaic atau solar PV. Menurutnya, penggunaan energi surya harus dilakukan segera sebelum harganya semakin mahal.

"Pakai solar PV, itu yang saat ini paling ideal (untuk diterapkan) di Indonesia. Penggunaan solar PV (sebagai sumber energi pembangkit listrik) di Indonesia harus segera dilakukan. Sebab kalau ditunda, ongkosnya pasti lebih mahal lagi," ujar Agus di Jakarta Selatan, (25/1).

LIANYUNGANG, CHINA - NOVEMBER 2, 2022 - A worker at a photovoltaic company rushes to make solar photovoltaic panels for export in Lianyungang, Jiangsu Province, China, Nov 2, 2022. Since this year, influenced by the acceleration of the global energy transition to low carbon, the export of photovoltaic products in Lianyungang City has shown explosive growth. Some enterprises' orders have been arranged into the first quarter of next year. Local enterprises have stepped up order production to ensure the supply of domestic and foreign markets. (Photo credit should read CFOTO/Future Publishing via Getty Images)Pembuatan solar panel di China. Foto: Future Publishing via Getty Imag/Future Publishing

Menurut Agus, sejumlah negara berkembang di Asia mulai beralih dari batu bara ke energi surya. Itulah mengapa, sebagai salah satu pemain utama kendaraan listrik di Benua Kuning, Indonesia harus mengadopsi sumber energi yang sama.

"Kalau kita lihat di sejumlah studi, memang sudah harus go to PV. Jadi PV mau tak mau Indonesia harus ke sana. Bahkan di India kan PV sudah jauh lebih murah," ungkapnya.

LIANYUNGANG, CHINA - NOVEMBER 2, 2022 - A worker at a photovoltaic company rushes to make solar photovoltaic panels for export in Lianyungang, Jiangsu Province, China, Nov 2, 2022. Since this year, influenced by the acceleration of the global energy transition to low carbon, the export of photovoltaic products in Lianyungang City has shown explosive growth. Some enterprises' orders have been arranged into the first quarter of next year. Local enterprises have stepped up order production to ensure the supply of domestic and foreign markets. (Photo credit should read CFOTO/Future Publishing via Getty Images)Pembuatan solar panel di China. Foto: Future Publishing via Getty Imag/Future Publishing

Solar PV sendiri merupakan teknologi yang mampu mengubah energi yang dihasilkan sinar matahari menjadi energi listrik secara langsung.

Berdasarkan data dari Dirjen EBTKE tahun 2019, Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 207.898 MW dan pemanfaatannya baru mencapai 0,05 persen. Pada 2025 mendatang, pemerintah menargetkan pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) sebesar 6,5 GW.

"Tapi masalahnya pemerintah kan agak dilematis, jadi harus shut down batu bara dan itu ongkosnya kan besar," kata Agus.



Simak Video "Momen Gubernur Jambi Marahi Sopir Truk Batu Bara yang Melintas Siang Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(sfn/rgr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT