Beda Konsep Mobil Eropa dari Mobil Jepang, Rela Bayar Mahal Demi Keselamatan Nyawa

ADVERTISEMENT

Beda Konsep Mobil Eropa dari Mobil Jepang, Rela Bayar Mahal Demi Keselamatan Nyawa

Dina Rayanti - detikOto
Senin, 24 Okt 2022 07:10 WIB
Logo mobil Audi
Audi menjadi mobil Eropa yang kerap menjadi pelopor teknologi canggih. Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Mobil-mobil Eropa tak perlu lagi diragukan soal teknologi yang diusungnya. Bahkan beberapa di antara teknologi yang disajikan, menjadi tren tersendiri di industri otomotif dunia. Tak cuma itu, mobil-mobil Eropa juga umumnya memiliki fitur jempolan untuk meminimalisir fatalitas ketika hal yang tak diinginkan terjadi.

Berbekal teknologi dan fitur yang diusung, harga mobil Eropa juga jelas berbeda dengan mobil merek Jepang, Korea, hingga China. Tak heran mobil-mobil Eropa kebanyakan menyasar kalangan menengah ke atas.

Hal itu, kata Pengamat Otomotif Bebin Djuana, berbeda konsep dengan para pabrikan Jepang kebanyakan. Sekadar gambaran di Indonesia, fitur yang dihadirkan mobil merek Jepang bahkan sempat kalah dengan mobil China. Di sisi lain, harga yang ditawarkan mobil China masih lebih murah ketimbang mobil Jepang.

Bebin mencontohkan soal Chery yang siap meramaikan pasar otomotif Indonesia. Kata Bebin, Chery tak mau lagi main-main. Bahkan fitur yang disajikan sudah menyerupai mobil-mobil Eropa.

"Sekarang dia (Chery) juga begitu teknologi apa nih, saya dikasih daftarnya saya baca waduh ini mainan merek Eropa bukan mainan merek Jepang. Jepang sih males pake begini, 'lu buat apa' ini mahal tapi kalo Eropa pikirannya lain biar mahal ini safety. Nyawa lu lebih mahal, beda udah beda konsep," kata Bebin saat ditemui belum lama ini di Bandung.

Urusan fitur dan teknologi untuk mobil Eropa salah satu merek yang terkenal adalah Audi. Bebin mengungkap Audi juga sempat menjadi pelopor dari teknologi yang sekarang diusung para pabrikan di dunia.

"Kamu baca kalau merek Audi apa di bawahnya, 'Vorsprung durch Technik'. Kalau kamu lihat CVT untuk mobil Jepang itu mainnya 600 cc kasih turbo. Audi langsung main di 2.000 cc, Audi punya 2.000 cc paling enggak 209 hp waktu itu. Gila 200 hp ditransfer ke CVT kok bisa? Itu contoh," tambahnya.

"Mau contoh berikutnya? LED, siapa yang pertama pake LED? Mercy belum, BMW belum, Audi duluan. Filsafatnya bukan basa basi, 'landasan saya adalah teknologi'" lanjut Bebin.

Meski demikian, tak bisa dipungkiri mobil Jepang masih digemari banyak kalangan. Adapun pertimbangan kalau orang Indonesia adalah membeli mobil tak melulu soal fitur, layanan purna jual juga turut dipertimbangkan. Hal tersebutlah yang saat ini menjadi nilai tambah dari para pabrikan Jepang di Indonesia. Di sisi lain, ketahanan mobil juga disebut-sebut keunggulan lain dari mobil dari Negeri Sakura.



Simak Video "Review Peugeot 2008: Laris di Eropa tapi Kurang Dilirik di Indonesia, Kenapa?"
[Gambas:Video 20detik]
(dry/din)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT