Tak cuma Toyota, Nissan Motor Co juga memutuskan untuk cabut dari Rusia. Bahkan dilaporkan Nissan menyerahkan bisnisnya kepada badan usaha milik negara Rusia.
Laporan Reuters menyebutkan, Nissan menyerahkan bisnisnya kepada BUMN Rusia seharga 1 euro atau cuma Rp 14.800-an. Pabrikan mobil asal Jepang itu menelan kerugian sekitar US$ 687 juta (Rp 10 triliun).
Nissan mentransfer sahamnya di Nissan Manufacturing Russia LLC ke NAMI milik negara. Menurut Kementerian Industri dan Perdagangan Rusia, kesepakatan itu akan memberi Nissan hak untuk membeli kembali bisnisnya dalam waktu enam tahun.
"Kesepakatan itu menjadikan Nissan perusahaan besar terbaru yang meninggalkan Rusia sejak Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada Februari. Ini juga mencerminkan langkah pemegang saham utama Nissan, produsen mobil Prancis Renault, yang menjual saham mayoritasnya di produsen mobil Rusia Avtovaz kepada investor Rusia pada bulan Mei," tulis Reuters.
Penjualan bisnis Nissan ke BUMN Rusia mencakup fasilitas produksi dan penelitian Nissan di St Petersburg serta pusat penjualan dan pemasarannya di Moskow.
"Nissan mengatakan pihaknya memperkirakan kerugian luar biasa sekitar US$687 juta, tetapi mempertahankan perkiraan pendapatannya untuk tahun keuangan yang berakhir pada Maret," lapor Reuters.
Renault, yang memiliki 43% saham Nissan, memperkirakan keputusan mitra Jepangnya itu akan menghasilkan laba bersih sebesar 331 juta euro untuk paruh kedua tahun 2022.
Pabrik Nissan di St. Petersburg juga sudah berhenti beroperasi sejak Maret karena gangguan rantai pasokan. Sejak itu, perusahaan dan unit lokalnya telah memantau situasi. Tetapi tidak ada perbaikan sehingga Nissan memutuskan untuk keluar dari Rusia.
Simak Video "Video: Di Balik Kabar Merger Honda dan Nissan"
(rgr/din)