Jangan Cuma Jual 'Gado-gado', Ini Strategi Supaya Ekspor Mobil Tembus 1 Juta

Ridwan Arifin - detikOto
Jumat, 19 Agu 2022 11:32 WIB
Ilustrasi ekspor mobil (Foto: ANTARA FOTO/Muhamad Ibnu Chazar)
Jakarta -

Indonesia memiliki target untuk bisa meningkatkan ekspor kendaraan ke berbagai negara di dunia. Sebanyak 1 juta unit kendaraan buatan Indonesia diekspor ke luar negeri pada 2025, bisa tercapai?

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengupayakan langkah-langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekspor mobil buatan Indonesia. Pertama, yakni merayu prinsipal untuk mengizinkan Indonesia supaya jadi basis produksi.

"Target mendorong ekspor satu juta di tahun 2025 kita akan membantu approach prinsipal supaya kita bisa tambah jumlah negara yang bisa diekspor, misalnya Mitsubishi, Toyota tadinya ekspor ke 30 negara jadi 40 negara. Kita akan kejar ke prinsipal, akan dibantu oleh pemerintah," ujar Nangoi saat ditemui di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (18/8/2022).

Langkah selanjutnya regulasi perpajakan dalam negeri juga harus diperhatikan. Harga mobil di Indonesia bisa lebih tinggi dari negara lain, lantaran pungutan berbagai instrumen pajak. Terbukti misalnya, saat hadirnya relaksasi berupa PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) dihapus pada tahun lalu, harga mobil bisa terkoreksi puluhan juta rupiah.

Pemerintah kemudian merevisi peraturan terkait Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) berharap bisa stimulus penjualan mobil model lain, terutama sedan.

Hal itu tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Secara umum, tarif PPnBM tak lagi berdasarkan dimensi, namun emisi gas buang yang dikeluarkan.

"Kemudian kita akan menggalakkan yang namanya insentif-insentif, sehingga yang namanya market di Indonesia bisa berkembang," kata Nangoi.

Dia melanjutkan kebijakan yang membesarkan pasar perlu ditambah juga dengan terus mengembangkan perjanjian dagang dengan negara tujuan ekspor.

"Kalau market Indonesia bisa berkembang, otomatis kita bisa menambah model dibikin di Indonesia dengan banyak model makin banyak yang bisa kita ekspor. Jadi intinya menambah negara ekspor dan menambah jumlah model yang diekspor," jelas Nangoi.

"Termasuk kita juga mengembangkan perjanjian-perjanjian dagang dengan negara lain," tambah dia.

Dalam kesempatan sebelumnya Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto juga menyinggung masalah yang sama. Dia berharap Indonesia tak hanya memproduksi model yang itu-itu saja, perlu adanya diversifikasi produk. Ia mengibaratkan industri otomotif seperti restoran.

Kita pasti mendorong kita himbau ekspor-ekspor. sekarang kita diversifikasi produk tidak hanya MPV saja yang diproduksi di Indonesia, tapi yang jenis lain juga," kata Jongkie saat di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (18/8/2022).

"Contoh indonesia ini ibarat restoran, kalau restoran cuma jual gado-gado doang, MPV doang, tetangga saya Thailand gado-gado, sop buntut ada, nasi goreng ada. Gimana coba? Thailand kan begitu dari pikap, sedan, SUV, MPV, ada semua, itu yang saya bilang restorannya komplit banget Thailand. Indonesia restorannya cuma gado-gado2 doang, MPV melulu," jelas Jongkie.



Simak Video "Penampakan 2 Mobil Teranyar Suzuki di GIIAS 2022"

(riar/din)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork