Ekspor Kalah dari Thailand, Gaikindo: Indonesia Ibarat Cuma Dagang Gado-gado

Ridwan Arifin - detikOto
Kamis, 18 Agu 2022 18:32 WIB
Ilustrasi produksi mobil di Cikarang Jawa Barat Foto: Dok. Wuling Motors Indonesia
Jakarta -

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto mengungkapkan produksi mobil di Indonesia masih kalah dari Thailand. Ia mengibaratkan industri otomotif Indonesia seperti restoran yang cuma menjual gado-gado, berbeda dengan Thailand yang sudah menyajikan menu lebih lengkap.

Jongkie mengatakan gado-gado dalam hal ini dimaksudkan hanya menjual satu menu saja. Padahal untuk mendongkrak pasar ekspor perlu memproduksi model yang digemari negara lain.

"Kita pasti mendorong kita himbau ekspor-ekspor. Sekarang kita diversifikasi produk tidak hanya MPV saja yang diproduksi di Indonesia, tapi yang jenis lain juga," kata Jongkie saat di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (18/8/2022).

"Contoh Indonesia ini ibarat restoran, kalau restoran cuma jual gado-gado doang, MPV doang, tetangga saya Thailand gado-gado, sop buntut ada, nasi goreng ada. Gimana coba? Thailand kan begitu dari pikap, sedan, SUV, MPV, ada semua, itu yang saya bilang restorannya komplit banget Thailand. Indonesia restorannya cuma gado2 doang, MPV melulu," jelas Jongkie.

Dalam data yang dicatat ASEAN Automotive Federation (AAF), dari segi produksi mobil untuk pasar domestik dan ekspor, Indonesia masih kalah dari Thailand. Sepanjang 2021, Thailand masih merajai produksi mobil di ASEAN dengan angka 1.685.705 unit. Mobil buatan Thailand lebih banyak untuk ekspor ke berbagai negara.

Sementara produksi mobil di Indonesia pada 2021 hanya sebanyak 1.121.967 unit. Mobil buatan Indonesia lebih banyak dinikmati pasar domestik daripada ekspor.

Ilustrasi pabrik Mobil Wuling di Cikarang Foto: Dok. Wuling Motors Indonesia

Jongkie menambahkan dengan pemerintah merevisi peraturan terkait Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) berharap bisa stimulus penjualan mobil model lain, terutama sedan.

Hal itu tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Secara umum, tarif PPnBM berdasarkan emisi gas buang yang dikeluarkan.

"Itulah makanya dengan PP 74, ppnbm sedan sudah tidak dibedakan lagi dengan MPV, supaya sedan laku, SUV laku dirakit. Kesempatan ekspor kan. Jadi restoran saya tidak jual gado gado doang nanti," jelas Jongkie.

Indonesia menargetkan untuk bisa menjadi basis produksi mobil. Targetnya, sebanyak 1 juta unit mobil buatan Indonesia dikirim ke luar negeri pada 2025.

Sebagai informasi, ekspor mobil Indonesia saat ini masih ada di kisaran 300 ribuan unit per tahun. Pada 2019 lalu, Indonesia mengekspor mobil utuh atau CBU (Completely Built Up) sebanyak 332.004 unit. Pada 2020, angka itu turun 30% akibat terjadinya pandemi virus Corona (Covid-19). Sebagai catatan, sepanjang Januari-Desember 2020 ekspor mobil CBU Indonesia ada di angka 232.175 unit.

Pada 2021, tercatat kendaraan CBU rakitan Indonesia yang diekspor mencapai 290.276 unit. Angka itu meningkat 25,79% dibanding tahun 2020.

"Paling tidak pemerintah dan Gaikindo sudah membukakan jalan agar jenis mobil yang dirakit di Indonesia tidak hanya MPV, tidak hanya melulu MPV, sedannya, SUV-nya. Itu kan usaha kita Gaikindo, makanya keluar PP 73 dan 74. Kalau sudah dirakit baru kita dorong, eh ekspor dong," jelas dia.



Simak Video "Disubsidi Rp 70 Juta, Seberapa Laku Mobil Listrik?"

(riar/lth)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork