Dilarang Beli Pertalite, Mobil-mobil Ini Bakal Disuruh Nenggak Pertamax Cs

Dilarang Beli Pertalite, Mobil-mobil Ini Bakal Disuruh Nenggak Pertamax Cs

Dina Rayanti - detikOto
Kamis, 04 Agu 2022 13:31 WIB
Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Tol Sidoarjo 54.612.48, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (11/4/2022). Pemerintah menetapkan Pertalite sebagai jenis BBM khusus penugasan yang dijual dengan harga Rp7.650 per liter dan Biosolar Rp5.510 per liter, sementara jenis Pertamax harganya disesuaikan untuk menjaga daya beli masyarakat yakni menjadi Rp 12.500 per liter dimana Pertamina masih menanggung selisih Rp3.500 dari harga keekonomiannya sebesar Rp16.000 per liter di tengah kenaikan harga minyak dunia. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/rwa.
Dilarang beli Pertalite, mobil di atas 1.500 cc bakal disuruh minum Pertamax Cs. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta -

Pemerintah belum juga mengumumkan kriteria kendaraan yang nantinya dilarang mengkonsumsi Pertalite lagi. Namun belakangan terungkap, mobil di atas 1.500 yang bakal dilarang lagi 'minum' Pertalite. Sedangkan mobil di bawah 1.500 cc masih bisa beli Pertalite.

Jika tidak ada ubahan, itu artinya mobil-mobil di atas 1.500 cc diharuskan mengkonsumsi BBM nonsubsidi. Kalau di Pertamina BBM nonsubsidi ini jenisnya Pertamax danPertamax Turbo. Kemudian untuk mobil diesel maka jenis BBM-nya Dexlite dan Pertamina Dex. Untuk jenisnya cukup beragam. Misalnya Toyota yang menggunakan mesin berbahan bakar bensin dari mulai model pikap seperti Toyota Hilux 2.0, Alphard, Kijang Innova Vellfire, Fortuner. Camry, hingga Toyota Supra.

Sedangkan Mitsubishi sekarang mobil penumpang di atas 1.500 cc didominasi menggunakan mesin berbahan bakar diesel. Adapun penjualan model lawas Pajero Sport V6 3.000 cc sudah dihentikan sejak tahun 2016.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brand-brand mewah seperti Mercedes-Benz, Lexus, Audi, Mini Cooper, dan BMW mayoritas sudah menggunakan mesin bensin di atas 1.500 cc. Untuk BMW X1 dan X2 saja kapasitas mesinnya di bawah 1.500 cc. Masih ada juga beberapa model lain yang menggendong mesin di atas 1.500 cc.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sendiri mencatat ada 6-7 juta kendaraan dengan spesifikasi mesin 1.500-2.000 cc yang sejatinya tidak mengkonsumsi BBM Pertalite.

ADVERTISEMENT

"Mobil-mobil yang kelas 1.500-2.000 cc itu di atas 6-7 juta. Nah ini kelompok-kelompok yang kalau kita bisa mobil bisa mestinya bisa membeli BBM nonsubsidi," ungkap Anggota BPH Migas Saleh Abdurrahman belum lama ini.

Untuk memudahkan distribusi BBM subsidi, Pertamina saat ini tengah meminta para pengguna Pertalite untuk mendaftarkan diri ke laman subsiditepat.mypertamina.id.

Kemudian nanti ada proses verifikasi kecocokan data. Kalau nanti cocok dan sudah terdaftar, kamu akan mendapatkan QR code yang diterima di email atau notifikasi di laman subsiditepat.mypertamina.id.

QR code itu bisa kamu cetak dan dibawa ke SPBU sehingga bila tidak memiliki aplikasi MyPertamina pun tidak masalah. QR Code tersebutlah yang digunakan untuk transaksi beli BBM subsidi jenis Pertalite ataupun Biosolar. Itu prosedur bila kendaraan kamu masuk dalam kriteria pembeli Pertalite dan solar subsidi.

Namun, bila kendaraan kamu tidak termasuk dalam kriteria maka kamu tidak akan mendapatkan QR Code. Ujung-ujungnya, kamu tidak bisa melakukan pembelian Pertalite. Kamu artinya juga harus mengkonsumsi Pertamax Cs.

"Saat ini belum ada pembatasan berdasarkan cc mobil, namun pada saat pendaftaran data tersebut sudah diminta untuk antisipasi jika ada pengaturan sejenis ke depan dan konsumen yang tidak berhak, tidak akan mendapatkan QR code dan otomatis tidak dapat dilayani," begitu tulis Pertamina di laman tanya jawab soal transaksi QR Code.




(dry/din)

Hide Ads