Tak cuma dari produsen otomotif asal Jepang dan Korea Selatan, China juga akan berinvestasi besar-besaran demi mobil listrik di Indonesia. Pemerintah telah bertemu dengan perwakilan perusahaan otomotif di China yang membahas terkait komitmen investasi.
Salah satunya adalah Chery. Saat ini sedang dijajaki rencana investasi perusahaan otomotif Chery Motor. Chery telah bertemu beberapa kali dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita membahas rencana investasi yang akan mulai berjalan pada 2022. Total komitmen investasi sekitar USD 1 miliar.
Pada tahun2022, secara bertahap Chery akan mulai memproduksi kendaraan jenis SUV dengan total sembilan model dan di antaranya untuk kebutuhan ekspor. Selanjutnya, PT Chery Motors Indonesia akan melakukan empat tahapan investasi sampai tahun 2028.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tahun 2022, Chery akan mulai memproduksi kendaraan jenis SUV. Kemudian, dalam empat tahap pengembangan hingga 2028, pabriknya akan memproduksi sembilan model, dengan proporsi bagi pasar ekspor juga," jelas Agus dalam keterangan tertulis.
Ia menambahkan, pihak Chery telah melakukan komunikasi intensif dengan Kemenperin dan menyatakan komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai hub ASEAN dan bagian dari ekspor global perusahaan tersebut.
Tak cuma Chery, ada juga dua perusahaan otomotif lainnya dari China yang berencana memproduksi kendaraan listrik, yaitu PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) dengan kapasitas produksi 10.000 unit/tahun dan PT Sokonindo Automobile dengan kapasitas produksi 1.000 unit/tahun.
"Kemenperin menyambut baik investasi para pelaku industri otomotif, termasuk yang mengembangkan bisnis kendaraan listrik. Kami mendukung penuh pembangunan ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai hilir untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam produksi kendaraan listrik yang berdaya saing global," kata Menperin.
Sementara itu, menurut Agus, ada banyak investor yang mengajukan proposal untuk berkontribusi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, termasuk industri produsen baterai EV. Salah satunya adalah konsorsium yang terdiri dari Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, LG Energy Solution, dan Indonesia Battery Corporation (IBC).
Selain itu, perusahaan Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd. (CBL) bersama Aneka Tambang (Persero) dan IBC juga berkolaborasi untuk menjalankan proyek integrasi baterai EV, mulai dari penambangan dan pemrosesan nikel, produk baterai EV, produksi baterai EV, dan daur ulang baterai dengan total investasi di tahap I sekitar USD6 Miliar.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini