Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) lagi tinggi. Bahkan, nilai tukar dolar AS sempat menyentuh angka Rp 15.000. Kurs dolar AS ini biasanya berdampak pada harga mobil baru. Apakah harga mobil akan naik lagi?
Diketahui, per 1 Juli 2022 beberapa pabrikan otomotif mulai menaikkan harga mobilnya. Faktornya banyak, mulai dari inflasi hingga kenaikan biaya produksi. Dengan nilai tukar dolar yang sedang tinggi, tidak menutup kemungkinan harga mobil akan naik lagi, meski tidak dalam waktu dekat.
Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan, pihaknya masih memantau tren kenaikan nilai tukar dolar AS. Sebab, Toyota baru saja melakukan penyesuaian harga pada awal Juli ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bulan Juli ini baru saja ada kenaikan harga. Saat ini masih monitor dulu, tapi kemungkinan kenaikan harga lagi memang masih ada," kata Anton kepada detikcom, Jumat (15/7/2022).
Senada, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy juga mengatakan bahwa Honda baru menyesuaikan harga untuk beberapa mobilnya.
"Di bulan awal Juli ini kami ada penyesuaian harga hanya di beberapa model sekitar Rp 1-2 juta," sebut Billy dikonfirmasi terpisah.
Billy menyebut, belum ada rencana kenaikan harga mobil Honda dalam waktu dekat meski dolar AS terus menguat. Namun, HPM tetap memantau kondisinya.
"Ke depannya tentunya kami terus memonitor kondisinya ya sembari terus melakukan berbagai efisiensi," sebut Billy.
Dia bilang, penyesuaian harga mobil ada beberapa faktornya. Nilai tukar mata uang asing menjadi salah satunya.
"Faktor lain seperti inflasi dan juga kenaikan biaya produksi (kenaikan bahan baku, biaya logistik dll) yang sangat tinggi juga bisa menyebabkan kenaikan harga. Namun kami selalu berusaha menekan kenaikan biaya tersebut dengan berbagai efisiensi di segala lini dan meningkatkan produktivitas kerja," katanya.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto berharap kenaikan nilai tukar dolar AS tidak berlangsung lama. Sebab, hal ini bisa mempengaruhi penjualan mobil.
"Menguatnya dolar US mudah-mudahan tidak terlalu lama. Sehingga para APM jangan terburu-buru menaikkan harga jualnya, karena ini akan berpengaruh terhadap angka penjualan," ujar Jongkie kepada detikcom, Jumat (15/7/2022).
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?