PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengatakan harga mobil listrik masih mahal. Kendati demikian, Blue Bird masih akan terus menambah armada berbasis battery electric vehicles (BEV).
Wakil Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengungkapkan mahalnya harga mobil listrik jadi kendala dalam mempercepat penggunaan armada listrik.
"Secara keseluruhan investasi jauh lebih mahal, masih empat kali lipat dari harga taksi biasa. Jadi kalau dibilang apakah masih feasible untuk skala besar, saat ini belum," ujar Adrianto saat ditemui di kantor Blue Bird, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (13/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah armada Blue Bird saat ini mencapai lebih dari 24 ribu unit. Armada listriknya mencapai 60 unit dari total gabungan model Tesla X 75D dan BYD E6.
Tahun ini Blue Bird hendak menambah model baru pintu geser jenis multi purpose vehicles (MPV) EV. Pilihannya jatuh pada BYD T3, sudah ada lima unit yang berada di Bali sejak Juni 2022.
Perusahaan taksi itu juga memesan 50 unit lagi yang diimpor langsung dari China. Adrianto mengatakan nilai dari mobil listrik BYD T3 itu ditaksir Rp 650 juta per unitnya.
"Kira-kira (total investasi) harga Rp 650 juta tinggal dikalikan saja 50 (unit), dikali 30 persen dana yang kita pakai. Sisanya kan pakai pinjaman bank," jelas dia.
Harga mobil listrik yang selangit saat ini membuat target konsumennya pun terbatas. Bagi Adrianto, popularisasi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia semakin tampak ke permukaan. Blue Bird ingin ikut ambil bagian untuk membumikan mobil listrik.
"Kita Blue Bird memposisikan sebagai katalis, karena pada 2019 itu, dari market research yang kita lalui, regulasi memang belum siap, sekarang sudah lebih siap. Tetapi masyarakat pun terhadap mobil listrik masih positif negatif, belum banyak positif seperti sekarang," ungkap dia.
"Kita terapkan menjadi katalis dengan memperkenalkan kendaraan listrik sebagai taksi. Itu acceptable bagi masyarakat siapa saja yang membayar, istilahnya buka pintu, jadi buka pintu dengan Rp 6.500 bisa mencoba kendaraan taksi listrik," imbuhnya.
Di sisi lain, sejak memposisikan diri sebagai 'katalis', Blue Bird mengklaim kekhawatiran masyarakat terhadap mobil listrik kini berangsur hilang.
"Kalau sekarang hampir tidak ada pertanyaan yang negatif. Hampir semuanya mencoba kendaraan listrik kita itu positif, dari sisi suara, rasa, konsumen punya rasa partisipasi terhadap pengurangan emisi. Hal itu yang sangat banyak yang dijadikan feedback, mereka bilang rasa senang berkontribusi mengurangi polusi udara di Jakarta," ujarnya.
Salah satu alasan Blue Bird beralih ke BEV ialah menuju nol emisi. Tahun depan, Blue Bird juga bakal memasang solar panel sebagai energi terbarukan. "Kita merealisasikan komitmen untuk kontribusi terhadap lingkungan, terutama polusi akibat mobilitas masyarakat yang menggunakan layanan kita," kata dia.
Simak Video 'Tak Cuma Sedan, Blue Bird Juga Punya Lini MPV Listrik dari BYD':
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah