Penggunaan mobil listrik di Indonesia saat ini masih minim karena terbentur harga mobil yang masih mahal. Menurut Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) harga bisa ditekan jika pabrik baterai sudah resmi berdiri di Tanah Air.
Hal ini disampaikan Moeldoko usai konferensi pers Periklindo Electric Vehicles Show (PEVS) 2022 di Jakarta Selatan, Senin (11/7). Moeldoko menjelaskan bila ekosistem industri baterai sudah ada, maka menurutnya harga kendaraan listrik bisa ditekan.
"Itu (tergantung) market," ujar Moeldoko saat disinggung berapa harga mobil listrik ideal di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu tergantung baterai. Kalau bikin industri baterai di sini dengan harga jauh lebih murah itu harga mobil listrik bisa lebih murah," sambung dia.
Memang satu hal yang bikin mahal ialah teknologi, khususnya baterai. Dia mengungkapkan baterai memiliki angka persentase 35-45 persen dalam penentuan harga mobil listrik.
Indonesia harus menarik investor dari luar negeri untuk membangun fasilitas komponen dalam negeri. Dengan meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) bisa membuat harga mobil listrik ini lebih murah.
"Kalau bisa (produksi baterai lokal) itu bisa turun," ujar Moeldoko.
Dalam kesempatan sebelumnya, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan mobil dengan banderol di bawah Rp 300 juta masih jadi primadona di Tanah Air. Sebab itu model-model LCGC, LSUV, dan LMPV masih menjadi yang terlaris.
"Sekarang simple aja, kalau satu mobil di combustion engine Rp 250 juta kalau harganya berubah jadi 600 juta Anda mau beli?," ujar Nangoi saat ditemui di Jakarta Auto Week beberapa waktu yang lalu.
Supaya laris, produsen harus menekan harga hingga Rp 300 juta ke bawah. Mengingat daya beli masyarakat kebanyakan yang mengarah di segmen tersebut.
(riar/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?