Bahan Baku Mobil Listrik Meroket Selama Pandemi, Harga Jadi Makin Mahal

Bahan Baku Mobil Listrik Meroket Selama Pandemi, Harga Jadi Makin Mahal

Ilham Satria Fikriansyah - detikOto
Senin, 27 Jun 2022 13:22 WIB
XUZHOU, CHINA - JUNE 13: Employees work on the production line of new energy vehicles at the workshop of Jiangsu Jinpeng Group Co., Ltd on June 13, 2022 in Xuzhou, Jiangsu Province of China. (Photo by Wan Shanchao/VCG via Getty Images)
Harga bahan baku mobil listrik melonjak selama pandemi Covid-19. Foto: VCG via Getty Images
Jakarta -

Dalam merakit mobil listrik tentu membutuhkan bahan baku. Tapi bahan baku itu juga yang menjadi kendala dalam pembuatan mobil listrik. Misalnya selama pandemi Covid-19 di mana harga bahan baku mobil listrik melonjak tajam. Hal ini turut berpengaruh pada banderol mobil listrik di pasaran yang makin mahal.

Dilansir CNBC, laporan terbaru dari AlixPartners menyebut bahwa harga bahan baku untuk membuat mobil listrik telah naik hingga dua kali lipat. Material yang digunakan untuk memproduksi mobil listrik di antaranya kobalt, nikel, dan lithium, yang terdapat dalam baterai mobil.

Rata-rata biaya bahan baku untuk membuat mobil listrik mencapai US$ 8.255 (Rp 122 juta) per kendaraan pada bulan Mei. Angka tersebut melonjak hingga 144 persen jika dibandingkan pada Mei 2020 yang hanya sebesar US$ 3.381 (Rp 50 juta) per kendaraan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, biaya khusus dalam memproduksi mobil listrik meningkat hingga US$ 4.500 (Rp 66 juta) per kendaraan dari yang awalnya sebesar US$ 2.000 (Rp 29 juta) per kendaraan dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Menurut AlixPartners, lonjakan harga bahan baku untuk membuat mobil listrik terjadi saat banyak pabrikan otomotif mulai berlomba-lomba meluncurkan model EV terbaru. Pihaknya memperkirakan pada tahun 2024 mendatang akan ada 200 model kendaraan listrik yang tersedia di pasaran, jumlahnya meningkat dari 80 model EV yang dirilis pada 2021 lalu.

ADVERTISEMENT

Lantas, AlixPartners memprediksi biaya bahan baku yang melonjak naik membuat produsen otomotif perlahan mulai 'injak rem' dalam merilis model kendaraan listrik baru. Pihaknya menyebut kini banyak perusahaan otomotif yang mulai fokus dalam mengumpulkan profit.

Naiknya biaya bahan baku tidak hanya berdampak saat membuat mobil listrik, namun mobil dengan mesin bahan bakar juga kena imbasnya. Harga bahan baku naik dua kali lipat menjadi US$ 3.662 (Rp 54 juta) per kendaraan, naik hingga 106 persen dari rata-rata sebelumnya US$ 1.779 (Rp 26 juta) per kendaraan pada Maret 2020.

Mahalnya bahan baku untuk memproduksi mobil listrik turut berimbas pada harga jual di pasaran. Seperti GM yang mulai menaikkan harga Hummer listriknya hingga sebesar US$ 6.250 atau sekitar Rp 92 juta. Begitu juga dengan Tesla yang beberapa waktu lalu mulai menaikkan harga untuk Model 3, Model Y, hingga Model S.




(dry/rgr)

Hide Ads