Porsche merilis seri Porsche 911 paling mutakhir khusus untuk konsumen Indonesia. Dibuat khusus untuk pasar tanah air, Porsche 911 tersebut mengambil inspirasi dari cabai. Iya, cabai.
Cabai dipilih sebagai inspirasi Porsche 911 edisi spesial ini karena menjadi rempah yang dinilai paling favorit di Indonesia. Indikasinya, banyak makanan pedas ditemukan di berbagai wilayah nusantara.
"Kami menggabungkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap cabai dengan para pengrajin dari Porsche Exclusive Manufaktur untuk membuat 911 ini terinspirasi dari rempah-rempah favorit kami," terang Managing Director Porsche Indonesia, Michael Vetter, dalam acara peluncuran di Porsche Centre Jakarta, Selasa (31/5).
Porsche edisi cabai ini merupakan bagian dari Porsche Exclusive Manufaktur, yakni varian produk Porsche yang secara eksklusif di-custom sesuai keinginan pembeli. Paling tidak terdapat 700 pilihan individualisasi yang bisa dipilih oleh pembeli.
Porsche 911 Chili ini dibangun dari dasar Porsche 911 Carrera S. Hanya tersedia 9 unit di Indonesia, Porsche 911 Carrera S Chili ini sudah terjual habis, bahkan sebelum produknya sampai ke tanah air.
Untuk pilihan warna dasarnyaorsche hanya menyediakan tiga opsi, yakni Putih, GT Silver Metallic, dan Hitam. Selain itu untuk eksterior terdapat juga tambahan corak warna yang terdiri dari Guards Red, Phyton Green, dan Lava Orange.
Setiap unit dilengkapi dengan Porsche Exclusive Manufaktur Aero-kit, logo Porsche dicat dengan warna hitam mengkilap, sistem knalpot sport dengan tailpipes hitam, serta lampu ekor desain eksklusif.
Porsche 911 Carrera S memiliki output maksimum 450 PS. Mobil ini mampu berakselerasi 0-100 km/jam hanya dalam 3,7 detik saja. Sementara top speed-nya diklaim mencapai 308 km/jam.
Indonesia menjadi negara kedua di Asia Pasifik yang dapat kesempatan memiliki varian Porsche Exclusive Manufaktur. "Porsche Exclusive Manufaktur memungkinkan terciptanya mobil sport yang individual, layaknya sidik jari pelanggan dan kami senang dengan respon positif pada koleksi yang dibuat khusus untuk Indonesia ini," lanjut Michael Vetter.
(din/lth)