Krisis chip semikonduktor menimpa seluruh produsen otomotif secara global sejak beberapa bulan lalu. Hal ini juga berpengaruh pada jumlah produksi kendaraan di pabrik yang terus dipangkas.
Dikutip Automotive News, baru-baru ini sebanyak 87.500 unit kendaraan harus kembali dipangkas karena dihantam krisis chip semikonduktor. Alhasil, semakin banyak pabrikan yang mengalami kerugian akibat jumlah produksi kendaraan terus berkurang.
Dari data yang dihimpun AutoForecast Solutions (AFS), total sudah 1,5 juta unit lebih kendaraan yang dipangkas sepanjang 2022. Jumlah kendaraan yang dipangkas tersebut akibat krisis chip semikonduktor yang tak kunjung usai selama beberapa bulan terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan sebelumnya, AFS mencatat sejauh ini jumlah kendaraan yang dipangkas akibat krisis chip semikonduktor mencapai lebih dari 1,59 juta unit. Angka itu juga mencakup jumlah 10,5 juta kendaraan yang telah dipangkas sepanjang 2021 silam.
Jika merunut sejak krisis chip semikonduktor mulai terjadi, total sudah lebih dari 12 juta unit kendaraan telah dipangkas karena masalah komponen tersebut.
Secara rinci, 87.500 unit kendaraan yang baru saja dipangkas pada pekan lalu tersebar dalam sejumlah pabrik yang ada di beberapa negara. Di Amerika Utara sebanyak 35.600 unit kendaraan telah dipangkas. Lalu di kawasan Asia (di luar negara China) dilaporkan sebanyak 32.800 unit kendaraan sudah dipangkas.
Pabrik kendaraan di kawasan Eropa juga terkena imbasnya, sekitar 16.500 unit kendaraan yang dijadwalkan akan masuk tahap produksi, kini harus dipangkas karena krisis chip semikonduktor. Hal yang sama juga terjadi pada beberapa pabrik di wilayah Amerika Selatan yang harus kehilangan sebesar 2.600 unit kendaraan.
Menurut laporan Bloomberg, jumlah produksi kendaraan di China pada kuartal pertama 2022 mengalami penurunan drastis sejak terakhir terjadi pada 2019 silam. Faktor tersebut diyakini tak lepas karena krisis komponen chip yang terus menerus melanda pabrikan otomotif.
Selain itu, output pengiriman chip semikonduktor di China pada kuartal pertama 2022 juga mengalami penurunan sebesar 4,2 persen jika dibandingkan beberapa tahun lalu.
Hal ini disebabkan oleh aturan lockdown yang diterapkan pemerintah China untuk menurunkan angka COVID-19. Sayangnya, penerapan lockdown ini berpengaruh besar terhadap produksi chip semikonduktor yang memiliki pabrik pusat di Shanghai.
(dry/mhg)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah