Kelangkaan chip semikonduktor masih membayangi industri otomotif global, termasuk juga beberapa produsen mobil di Indonesia. Kelangkaan komponen semikonduktor ini membuat produksi beberapa model terganggu, sehingga mempengaruhi suplai ke konsumen.
Beberapa produsen mobil di Indonesia yang saat ini masih terkendala kelangkaan chip semikonduktor adalah Honda, hingga merek premium seperti mobil asal Jerman, Mercedes-Benz.
Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy mengatakan kelangkaan semikonduktor telah membikin produksi Mobilio terganggu, hingga akhirnya model ini hanya diproduksi satu varian saja, S M/T. HPM lebih mengutamakan produksi Brio.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mobilio dengan Brio itu komponennya almost the same (sebagian besar sama), apalagi yang bermasalah itu sama, yang terkena chip semikonduktor. Jadi kami fokus ke Brio dulu yang permintaannya masih tinggi, 3-4 bulan indennya. Jadi itu kami fokuskan dulu sembari kita lihat demand-nya Mobilio," kata Billy di Jakarta (7/4).
"Mobilio di website kami sekarang masih S manual ya, karena (varian) itu yang masih diinginkan konsumen, dan 87% itu fleet, korporasi (pasarnya). Ini yang diminta, S manual, yang termurah," sambung Billy.
Masalah serupa juga dialami oleh merek premium Mercedes-Benz. Deputy Director Sales Operations & Product Management Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Kariyanto Hardjosoemarto, mengatakan masalah kelangkaan chip semikonduktor ini masih berlangsung lama.
"Kelangkaan chip semikonduktor itu mempengaruhi berbagai macam fitur, misalnya dari AC, control unit, karena istilahnya penghubungnya dari part chip semikonduktor itu, sehingga banyak sekali dampaknya," ujar Kariyanto di Jakarta (20/4).
Lanjut Kariyanto menambahkan, kelangkaan chip semikonduktor mempengaruhi berbagai model Mercedes-Benz di Indonesia. Dari paling bawah A-Class sampai yang tertinggi S-Class terkena dampaknya.
"Kita lihat (masalah kelangkaan chip semikonduktor) ini sampai akhir tahun. Beberapa prediksi menyampaikan masih fully recovery itu bisa 2-3 tahun lah. Tapi secara perlahan kondisinya terus membaik suplainya," terang Kariyanto.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?