Menperin Tagih Mobil Listrik Honda

Menperin Tagih Mobil Listrik Honda

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 16 Mar 2022 19:33 WIB
Ilustrasi colokan mobil listrik
Menperin tantang Honda bikin kendaraan ramah lingkungan (Getty Images/iStockphoto/FooTToo)
Jakarta -

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta PT Honda Prospect Motor (HPM) untuk menggarap kendaraan elektrifikasi. Itu termasuk mobil hybrid hingga mobil listrik murni berbasis baterai.

Hal itu disampaikan Menperin di acara pelepasan ekspor perdana Honda BR-V di di Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (16/3/2022).

"Kami berharap selain Honda bisa ikut menjadi bagian target pemerintah ekspor kendaraan bermotor roda 4 menjadi 1 juta pada tahun 2025, kami juga meminta dukungan dari Honda agar dapat menghadirkan produk-produk kendaraan yang memilik emisi karbon yang rendah khususnya EV yang dimulai dari hybrid sampai kendaraan listrik murni. Pada prinsipnya pemerintah welcome dengan any kind of technology dimana selalu ada progress teknologinya ramah lingkungan," kata Agus, Rabu (16/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjawab permintaan Menperin soal kendaraan listrik, Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motormenyebut pihaknya terus mempelajari keinginan konsumen terkait kendaraan ramah lingkungan.

"Kami terus mempelajari apa sih elektrifikasi yang cocok untuk masyarakat Indonesia. Kan dari hybrid sampai BEV kami semua punya. Kami sedang pelajari demand masyarakat seperti apa," ujar Billy.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Menperin juga mengatakan pemerintah punya target ekspor 1 juta unit mobil pada 2025. Menperin sangat optimistis target tersebut bisa tercapai.

"Kita tentu yang pertama bagi industri sebetulnya ada beberapa cara, ada beberapa pendekatan untuk memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional. Pertama investasi, kedua tentu bagaimana produk-produknya bisa diekspor, Indonesia menjadi hub ekspor termasuk otomotif. Strateginya untuk membuka pasar ekspor sebesar-besarnya, kita harus melakukan pembicaraan-pembicaraan dengan headquarters masing-masing prinsipal, tapi kita juga perlu melakukan pendekatan dengan negara yang dituju," ujar Agus.

Dia bilang, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mengembangkan industri otomotif. Apalagi, rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia sangat rendah, hanya 99 mobil per 1.000 penduduk. Padahal, negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand sudah ratusan unit per 1.000 penduduk.

"Brunei bahkan sudah 700 (unit per 1.000 penduduk). Rendah sekali rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia. Artinya, ini merupakan sebuah potensi yang sangat-sangat besar bagi pabrikan otomotif untuk melakukan investasi di Indonesia."

"Karena kita akan melengkapinya dan mendukungnya dengan kebijakan-kebijakan yang mendukung investasi mereka. Ini adalah waktu yang tepat untuk industri-industri otomotif masuk Indonesia, selain untuk mensuplai kebutuhan domestik yang saya yakin semakin lama semakin tinggi karena rasio kepemilikan yang sangat rendah, dan juga menjadikan indonesia sebagai hub ekspor kendaraan roda empat," ucap Menperin.




(rgr/din)

Hide Ads