Terhambat Suplai Semikonduktor, Konsumen Honda BR-V Ditawarkan Varian Non Sensing

Honda sudah mulai mengirimkan All New BR-V ke tangan konsumen pada Januari 2022. Namun ada kendala besar yang disesalkan Prospect Motor (HPM) selaku APM Honda mobil di Indonesia, terkait durasi tunggu yang bakal panjang lantaran produksi masih dihantui krisis chip.

Disampaikan Pubic Relation HPM, Yulian Karfili, pada ajang Diskotik (Diskusi Otomotif Terkini) yang digelar Forum Wartawan Otomotif, Honda masih terkendala produksi akibat terhambatnya suplai chip semikonduktor.

"Pada 2021 pabrik belum bisa berjalan full, lalu semester kedua 2021 meski produksi sudah full tapi komponen tidak mencukupi demand yang yang ada. Akhirnya market Honda meskipun meningkat tidak sebanding dengan peningkatan secara umum," cerita Arfi.

"Lalu apa yang kita lakukan, kondisi sudah mulai membaik, berbagai tindakan kami lakukan untuk memenuhi, tapi belum pulih sepenuhnya, yang kami lakukan akhirnya memprioritaskan demand yang tinggi salah satunya Honda Brio, demand selalu tinggi. Saat ini ada komponen datang untuk demand yang tinggi. saat ini sudah punya 2 pabrik semuanya sudah dioptimalkan untuk Honda Brio," Arfi melanjutkan.

Hal itu, lanjut Arfi, ikut berdampak pada model Honda lainnya hingga saat ini.

"All new BR-V juga berdampak, ekspektasi kami saat baru diluncurkan dan mulai dikirim ke tangan konsumen, ini demand-nya sangat tinggi. Banyak pembeli pertama itu konsumen loyalis, top grade yang akan menjadi pilihan di awal launching, itu juga yang terjadi di CR-V," katanya.

"Kondisi sekarang ialah untuk pemesanan All New Honda BR-V Sensing sangat tinggi, indennya sudah sampai 3 bulan, karena keterbatasan chip. Kami baru bisa memproduksi Honda BR-V yang tidak sensing, untuk konsumen yang menginginkan lebih cepat bisa menjadi satu opsi untuk konsumen, Prestige non sensing dan BR-V sensing cuma sedikit perbedaannya. Jadi konsumen yang menginginkan lebih cepat BR-V prestige bisa menjadi pilihan," ujar Arfi.