Norwegia menjadi salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia. Tapi siapa sangka, di negara itu justru lebih banyak menjual kendaraan listrik daripada kendaraan konvensional berbahan bakar minyak (BBM).
Diberitakan Reuters, mobil listrik menyumbang hampir dua pertiga dari penjualan baru Norwegia pada tahun 2021. Negara tersebut tengah mengejar tujuannya untuk mengakhiri penjualan mobil bensin dan diesel.
Norwegia dengan populasi 5,4 juta orang memiliki proporsi kendaraan listrik tertinggi di dunia. Negeri penghasil minyak di Eropa itu telah mendorong peralihan ke mobil tanpa emisi dengan membebaskan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) dari pajak yang dikenakan pada mesin pembakaran internal (ICE).
Baca juga: Kepunahan Mobil Bensin Dimulai di Norwegia |
Pemotongan pajak ini diharapkan dapat membantu mendorong penjualan penjualan listrik secara keseluruhan setinggi 80% pada tahun 2022. Norwegia sendiri punya tenggat waktu untuk mengakhiri penjualan mobil bertenaga bensin dan diesel pada tahun 2025.
Hasilnya menunjukkan tren positif. Secara keseluruhan, penjualan mobil baru di Norwegia naik 25% pada 2021 menjadi 176.276. Dari kendaraan yang dijual itu, 65% di antaranya adalah mobil listrik. Artinya, penjualan mobil listrik di Norwegia lebih laris ketimbang mobil BBM.
Menurut Norwegian Road Federation, Tesla menjadi merek mobil paling laris di Norwegia dengan pangsa pasar 11,6%. Selanjutnya ada Volkswagen dengan pangsa pasar 9,6%.
Perwakilan industri mengatakan targetnya penjualan mobil listrik akan menguasai 80% dari total pasar di Norwegia pada tahun 2022.
"Kami percaya kami akan melebihi 80% mobil listrik. Tapi ada ketidakpastian besar dalam perkiraan itu, dan itu tergantung pada teka-teki pengiriman - banyak produsen mobil memiliki masalah pengiriman," kata Kepala Asosiasi Kendaraan Listrik Norwegia Christina Bu.
Norwegia menjadi negara terdepan dalam urusan penggunaan mobil listrik di dunia. Masyarakat negara tersebut mau berbondong-bondong hijrah ke kendaraan ramah lingkungan lantaran adanya keringanan pajak yang diberikan pemerintah.
Selain itu pemerintah juga menambah pajak bahan bakar minyak, yang membuat harga bensin terasa jauh lebih mahal ketimbang mengecas baterai mobil. Kebijakan-kebijakan ini membuat pembeli mobil listrik mendapat banyak keuntungan dibanding membeli mobil konvensional.
Belakangan pemerintah sebenarnya sudah menghilangkan insentif yang menguntungkan pengguna mobil listrik. Di antaranya tak ada lagi gratis parkir dan gratis masuk tol. Namun dengan keringanan pajak yang masih terus diberlakukan, publik masih tetap memilih membeli mobil listrik.
Disebutkan juga kalau publik Norwegia saat ini memiliki beragam pilihan merek dan tipe mobil listrik. Selain itu mulai tercipta kultur dan tren dalam masyarakat untuk membeli mobil listrik, lantaran mereka sadar dalam beberapa tahun ke depan mengisi bensin di SPBU akan sangat sulit dilakukan karena jumlahnya yang terus berkurang.
Saat ini banyak SPBU di Norwegia yang sudah beralih menjadi stasiun pengisian daya mobil listrik.
Simak Video "Video: Hankook Sebut Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia Maju Pesat"
(rgr/lth)