Siap-siap! Harga Mobil Bisa Melonjak Tinggi Usai Tahun Baru

Siap-siap! Harga Mobil Bisa Melonjak Tinggi Usai Tahun Baru

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 30 Nov 2021 11:55 WIB
Kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) cukup mendongkrak kinerja industri otomotif. Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat membuka pameran GIIAS 2021 Kamis (11/11/2021).
Jangan kaget kalau tahun depan harga mobil melonjak tinggi. Foto: Rifkianto Nugroho

Pemerintah akan mengevaluasi program diskon PPnBM. Dengan evaluasi ini, bisa jadi diskon PPnBM akan diperpanjang di tahun 2022.

"Satu hal yang saya ingin sampaikan juga tadi bapak Presiden menyampaikan bahwa program PPnBM yang akan berakhir sampai Desember 2021 ini bisa saja dievaluasi oleh pemerintah," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasimita di arena GIIAS 2021 belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski tengah memberikan relaksasi dengan menghilangkan pendapatan dari pungutan PPnBM, Agus mengatakan efek multiplier bisa dirasakan pada industri pendukungnya. Sebab PPnBM biasanya dibebankan kepada konsumen. Sedangkan pemerintah bisa mendapatkan pungutan pajak lain, misalnya Pajak Penghasilan (PPh) yang meningkat seiring dengan penjualan mobil.

Dengan meningkatnya angka penjualan mobil, potensi pajak lain yang diterima pemerintah juga bisa datang dari penerbitan STNK dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

ADVERTISEMENT

"Kita bisa lihat karena perhitungan cost, benefitnya ada. Pemerintah pajak luxury tax berkurang, tapi ada benefit di tempat lain. Itu kalau kita hitung 6 kali lipat benefitnya, dari industri pendukung," kata Agus.

Kini, evaluasi perpanjangan diskon PPnBM untuk tahun 2022 sudah dilakukan dari sekarang. Selain tetap mengandalkan program PPnBM DTP untuk mendongkrak penjualan mobil di tengah pandemi, Agus Gumiwang juga berharap produsen serta dealer mau berkontribusi untuk menekan harga jual mobil baru.

"(Karena ada potensi) market shock (tahun depan), harus kita pikirin bersama, harus juga ada kontribusi dari produsen, harus ada kontribusi dari dealer untuk mengurangi profit. Jadi harus ada program-program diskon yang bisa mengurangi atau untuk mencegah adanya market shock. Itu sudah kami bicarakan juga dengan Gaikindo," lanjut Agus.


(rgr/din)

Hide Ads