Gegara PPKM Darurat, Jual Mobil Sekarang Bakal Ditawar Murah

Gegara PPKM Darurat, Jual Mobil Sekarang Bakal Ditawar Murah

Tim detikcom - detikOto
Rabu, 14 Jul 2021 16:51 WIB
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penjualan mobil mengalami penurunan sebesar 13,7%. Daya beli masyarakat digadang sebagai penyebab kondisi ini.
Petugas tengah membersihkan mobil yang akan dijual di Dealer Mobil88, di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (22/06/2015).
Ilustrasi dealer mobil bekas Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Mobil bekas turut mengalami penurunan harga, seturut dengan perpanjangan relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) hingga pemberlakuan PPKM darurat.

Sejumlah penjual mobil bekas saat ini terpaksa menurunkan harga untuk menarik daya beli konsumen. Relaksasi PPnBM mobil baru dan PPKM Darurat membuat harga mobil bekas kembali terkoreksi.

"Ini bukan waktunya jual mobil, malah waktunya beli mobil bekas," kata Tony --pemilik dealer mobil bekas Tony Mobil di Kelapa Gading, Jakarta Utara kepada detikcom, Selasa (14/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsumen bisa menekan harga ke kita, kalau kita coba harga normal, paling turun-turun maksimal 5 persen," sambung dia.

Tapi meski harga mobil bekas lebih murah, showroom terpaksa harus tutup lantaran mengikuti kebijakan pemerintah yang menerapkan PPKM darurat. Hal ini membuat penjualan mobil juga turun ketimbang bulan-bulan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

"2 bulan sebelum PPKM ada peningkatan (penjualan mobil), setelah PPKM 70 persen penjualan (turun), orang showroom tutup semua," ucap dia.

"Orang harus lihat dulu kalau beli mobil, nggak mungkin beli langsung bayar kayak melihat barang-barang lain. Tetap harus berkunjung, nah sejak PPKM ini juga orang jadi takut keluar juga sih. Jadi mau beli pun jadinya ditunda," sambung Tony.

Penjualan mobil yang mengalami perlambatan membuat Tony lebih selektif dalam meminang mobil bekas sebagai stok. Bahkan saking sepinya, ia hanya berani menawarkan harga di bawah rata-rata banderol normal. Misal harga pasaran mobil bekas Rp 100 juta, ia kurangi 10 persen, menjadi Rp 90 juta.

"Harganya kita agak turun penawarannya daripada sebelumnya (harga normal). Turunnya 10 persen," tambah Tony.

Selain masalah harga, Tony juga sekarang lebih selektif untuk ketersediaan unit, saat PPKM ini dia hanya memilih mobil yang laris dan sering dijumpai di jalan.

"Sekarang ini (stok barang) yang gampang dijual saja, yang banyak mobil dipakai di jalan," tambah dia.

Pedagang mobil bekas lain, Yopi dari Paskah Mobil, Serpong, Tangerang juga merasakan efek PPKM. Di sisi lain, penjualan mobil bekas di kelas-kelas entry level seperti mobil low cost green car (LCGC) juga sulit terjual di masa sekarang ini.

"Pertama-pertama doang perihnya seperti ini, ke depannya nanti kalau sudah turun (angka COVID-19), pasti akan dilonggarkan lagi sama pemerintah," kata Yopi.

"Cenderung stabil (penjualan mobil mewah)l, satu dua unit bisa sebulan (terjual). (Penjualan mobil, Red) bagusan sebelum PPKM," ungkap Yopi.

"Justru mobil yang kelas menengah ke bawah yang kurang laku," sambung dia.




(riar/din)

Hide Ads