Mobil listrik menjadi kendaraan ramah lingkungan yang tengah gencar disiapkan berbagai negara. Bahkan, negara kaya minyak seperti Arab Saudi ingin menggarap mobil tanpa BBM tersebut.
Laporan Bloomberg menyebutkan, Arab Saudi telah merekrut penasihat termasuk Boston Consulting Group untuk menjajaki pendirian perusahaan produsen mobil listrik domestiknya sendiri. Proyek tersebut terkait dengan rencana untuk membangun infrastruktur otomotif di negara tersebut dan meningkatkan manufaktur lokal.
Disebutkan, Dana Investasi Publik senilai US$ 400 miliar telah aktif di bidang kendaraan listrik selama beberapa tahun. Itu untuk mengakuisisi saham kecil di Tesla pada 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab Saudi dikatakan bertujuan untuk menyetujui kesepakatan untuk memperluas manufaktur lokal.
"Sekarang kami sedang dalam proses melihat peralatan listrik. Berkaitan dengan mobil, ada lebih dari satu proyek yang sedang kami perhatikan. Dan proyek tersebut akan dilaksanakan paling lambat tahun ini atau tahun depan," kata Kepala Dana Kekayaan Kerajaan Yasir Al-Rumayyan pada 26 Januari lalu.
Proyek mobil listrik ini memang tengah dilirik berbagai negara, tak terkecuali negara kaya minyak sekalipun. Sebelumnya, salah satu eksportir minyak Brunei Darussalam berencana untuk meluncurkan program percontohan mobil listrik.
Kebijakan tersebut telah mendapat persetujuan dari Sultan Hassanal Bolkiah. Nantinya program mobil listrik akan berlangsung selama dua tahun ke depan dan dimulai pada akhir Maret 2021.
Setelah dua tahun program berjalan, pemerintah Brunei akan melakukan penelitian dan mengukur respon dari masyarakat mengenai kebijakan tersebut. Selain itu mereka juga mengevaluasi sejumlah regulasi dan infrastruktur guna memenuhi kendaraan listrik di negaranya.
Sekretaris Kementerian Energi Brunei Darussalam, Haji Azhar bin Haji Yahya mengatakan program ini juga dilakukan untuk menilai seberapa besar penjualan mobil listrik di Brunei.
Dirinya menargetkan pada 2035 mendatang sebanyak 60 persen penjualan mobil di Brunei sudah mengusung tenaga listrik. Hal ini untuk mengurangi polusi udara, artinya sekitar 0,23 juta ton emisi karbon dioksida dapat berkurang.
(rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah