Mudik 2021 Dilarang Padahal PO Bus Bisa Bantu Tekan Penyebaran COVID-19

Mudik 2021 Dilarang Padahal PO Bus Bisa Bantu Tekan Penyebaran COVID-19

M Luthfi Andika - detikOto
Sabtu, 27 Mar 2021 12:18 WIB
Sejumlah supir bus mengikuti rangkaian interview cek kesehatan mulai gula darah hingga tes urin di dalam Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/12). Rangakain pengecekan lampu serta rem bus juga dilakukan oleh petugas gabungan dinas kesehatan, kepolisian dan juga pihak terminal.
Ilustrasi Foto: Agung Mardika
Jakarta -

Para pemudik sepertinya harus ikhlas, nih, untuk tidak balik ke kampung halaman lagi tahun ini. Pemerintah sudah pastikan tidak memperbolehkan pemudik balik ke kampung halaman alias dilarang mudik. Tentu langkah ini dilakukan untuk bisa menekan penyebaran COVID-19, kabar ini disayangkan para pengusaha PO Bus, karena PO Bus mengklaim bisa ikut membantu penyebaran COVID-19.

Seperti yang disampaikan Owner PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali kepada detikOto. Anthony menjelaskan kalau pemerintah tujuannya mau kontrol (penyebaran COVID-19) PO Bus bisa bantu.

"Dengan menggunakan angkutan umum yang resmi, kami bisa menjatah penumpang, bisa mendata, mengetahui kontak dan tujuannya kemana orang atau penumpang tersebut. Tapi kami bersama asosiasi masih koordinasi semuanya (dengan pemerintah)," ujar Anthony.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anthony juga menambahkan para pelaku PO Bus memastikan siap menerapkan protokol kesehatan.

Momen libur nataru kerap dimanfaatkan warga untuk pergi ke luar kota. Tak sedikit warga yang pilih menaiki bus double deck untuk perjalanan jarak jauh.Ilustrasi momen libur nataru kerap dimanfaatkan warga untuk pergi ke luar kota. Tak sedikit warga yang pilih menaiki bus double deck untuk perjalanan jarak jauh. Foto: Rifkianto Nugroho

"Kita dengan alat protokol siap, kita bisa diajak kerjasama dengan pemerintah, kerjasamanya seperti apa kita siap. Asal pelat hitam juga disamakan tidak diperbolehkan mudik dan itu (menggunakan pelat hitam) tidak bisa dikontrol itu sama saja (penyebaran virus masih akan tetap tinggi)," Anthony menambahkan.

ADVERTISEMENT

Soal kerugian akibat larangan mudik, Anthony memang masih enggan membeberkan. Meski demikian sebagai gambaran, saat perayaan hari raya Idul Fitri ada peningkatan penumpang hingga 200 persen.

"Kalau soal kerugian kita, itu dari hilir ke hulu, bahkan lembaga keuangan juga kena, bayangkan saja saat ini saja cicilan bus mulai ngos-ngosan banyak, bisa terjadi kredit macet. Sedangkan saat lebaran angkut penumpang itu biasanya naik 2 kali lipat atau 200 persen," kata Anthony.

Namun Anthony mengatakan kondisi untuk bisa pulih dari masa pandemi saja masih sulit ke dalam keadaan normal.

"Pandemi kondisi terakhir baru pulih 30 persen, ini masih sangat berat operasionalnya, masih sangat berat (akibat pandemi). Kalau benar tidak boleh ini akan sangat berat, harusnya regulator memberi solusi. jangan sepihak tidak boleh mudik begitu saja, cicilan bayar listrik aja tidak didiskon, belum lagi BPJS (bagaimana mereka mendapat pemasukan)," ucap Anthony.

"Kalau aturan sama adil, kita siap karena mendukung pemerintah. Tapi kalau sebagai wasit tidak bisa adil kan susah, bisa terjadi cemburu sosial," tutup Anthony.




(lth/din)

Hide Ads