Badai Recall Fuel Pump: Avanza-Xenia sampai Xpander-Livina Ditarik

Badai Recall Fuel Pump: Avanza-Xenia sampai Xpander-Livina Ditarik

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 18 Mar 2021 20:48 WIB
detikoto melakukan uji irit dari 6 mobil tipe MPV dari berbagai macam pabrikan di bridgestone sirkuit, Karawang. Ke enam mobil tersebut adalah Wuling Cortez, Suzuki Ertiga, Honda Mobilio, Daihatsu Xenia, Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander. Grandyos Zafna/detikcom
Badai recall mobil akibat masalah fuel pump. Foto: Grandyos Zafna

Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Bambang Supriyadi, menjelaskan pada semester pertama 2019, Daihatsu menerima 24 keluhan mesin mobil mati atau tersendat. Dari hasil investigasi, didapati bahwa kasus mesin mati atau tersendat itu disebabkan oleh impeller yang berada di dalam fuel pump mengembang melebihi standar.

Masalah bermula ketika pada Juni 2017 pemasok komponen fuel pump melakukan perubahan bahan baku impeller. Dengan proses produksi mobil yang sama dan sudah terbukti tidak ada masalah, perubahan bahan baku itu menyebabkan kepadatan impeller berubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga ketika dipakai, kondisinya panas, impeller ini dapat mengembang, touching (menyentuh) dengan cover motor pump, akhirnya stuck dan tidak dapat mengalirkan bensin dari tangki bahan bakar ke ruang bakar," ungkap Bambang dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (18/3/2021). Namun, Bambang ogah menyebutkan perusahaan yang menjadi pemasok komponen fuel pump yang bermasalah ini.

Hasil Investigasi Masalah Fuel Pump pada Mobil yang Di-recallHasil Investigasi Masalah Fuel Pump pada Mobil yang Di-recall Foto: Dok. Daihatsu

Lalu, masalahnya seperti apa? Menurut Bambang, kondisi impeller atau baling-baling rotor pompa bahan bakar itu berubah bentuk seiring pemakaian dengan deviasi sangat kecil, cuma 26 mikron. Tapi hal itu membuat impeller bersentuhan dengan motor fuel pump dan menyebabkan fuel pump berhenti beroperasi sehingga tidak bisa memasok bensin ke ruang bakar.

ADVERTISEMENT

"Kalau tampak atas (impeller) tidak ada perbedaan. Namun kalau dilihat dari samping, part yang oke itu dia lurus, kalau part yang NG (not good), itu dia sedikit mengembang dan akhirnya melengkung. Deviasinya hanya 26 mikron, jadi kecil sekali. Tapi itu lebih dari standar kita 19 mikron. Ini yang menyebabkan mesin mati dan sulit dinyalakan," jelas Bambang.

Bambang melanjutkan, perubahan 26 mikron pada impeller itu kecil sekali. Bahkan jika dilihat dengan mata telanjang, tak tampak perubahannya. Tapi, perubahan kecil itu bisa membuat mesin mobil mogok.

"Memang setiap part kan ada toleransi. Ketika dipakai, panas, misalnya dia mengembang itu kemudian ada maksimal toleransinya. Impeller itu sendiri toleransi maksimalnya 19 mikron, ini sangat kecil kalau kita omongin mikron, kalau dilihat pun itu nggak akan kelihatan. Ini di part yang kita investigasi itu sampai 26 mikron. Jadi hanya selisih 7 mikron. Namun 7 mikron itu dia yg bikin touching dengan cover. Presisi sekali, jadi kalai kita lihat nggak akan kelihatan perubahan dimensinya. Tapi karena komponen mobil itu memang sangat presisi jadi memang harus fix terhadap masing-masing dan hubungan komponen yang lain," jelas Bambang.

Dari masalah impeller pada fuel pump ini, ada beberapa keluhan yang dirasakan pemilik kendaraan. Salah satunya adalah mesin mati dan sulit untuk dihidupkan.

"Biasanya terdapat saat parkir, kondisi panas atau juga menunggu lampu merah. Jadi kecepatan rendah, dalam kondisi idle mesin mati dan sulit untuk dihidupkan, perlu nunggu 5-10 menit," kata Bambang.

Ada juga beberapa keluhan berupa mesin tidak ada tenaga, RPM tidak stabil dan indikator check engine di dasbor menyala.


(rgr/lth)

Hide Ads