Harapan Besar Diskon PPnBM Mobil Baru Bisa Gairahkan Ekonomi RI

Harapan Besar Diskon PPnBM Mobil Baru Bisa Gairahkan Ekonomi RI

Tim detikcom - detikOto
Selasa, 02 Mar 2021 09:41 WIB
Mitsubishi membelah MPV Xpander untuk menunjukan suasana  interiornya kepada pengunjung GIIAS. Penasaran? Begini penampakannya.
Diskon PPnBM mobil baru diharapkan bisa memulihkan ekonomi Indonesia. Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Pemerintah memberlakukan diskon PPnBM (pajak penjualan atas barang mewah) mobil baru hingga 100%. PPnBM mobil baru untuk tiga bulan pertama (Maret-Mei 2021) ditanggung pemerintah. Harga mobil baru pun semakin murah.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 20/PMK.010/2021 tentang Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2021, ada dua jenis kendaraan yang berhak mendapatkan diskon pajak mobil baru. Di antaranya adalah:

a. kendaraan bermotor sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel atau semi diesel) dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1.500 (seribu lima ratus) cc; dan;
b. kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel atau semi diesel) dengan sistem 1 (satu) gardan penggerak (4x2) dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1.500 (seribu lima ratus) cc.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, industri otomotif diberikan relaksasi pajak ini karena memiliki keterkaitan industri yang besar. Harapan besar dari pemberian diskon PPnBM mobil baru ini adalah untuk menggairahkan ekonomi Indonesia yang anjlok karena pandemi COVID-19.

"Local purschase dari kelompok dua kendaraan ini di atas 70%. Ini berarti dia kalau terjadi demand meningkat, terjadi multiplier karena dia local purchase-nya di atas 70%. Komponennya lebih banyak dari dalam negeri. Tujuannya untuk memacu confidence dan simultan bisa meningkatkan pemulihan ekonomi," kata Sri Mulyani, kemarin.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri otomotif saat pandemi COVID-19 sangat terpuruk. Tahun lalu, produksi mobil turun 46% dan penjualannya turun 48%.

"Peranan industri otomotif dan pendukungnya bagi perekonomian sangat besar, menyumbang lebih dari 1,5 juta tenaga kerja dan berkontribusi rata-rata Rp 700 triliun untuk PDB. Diskon PPnBM ini ditujukan untuk meningkatkan purchasing power bagi masyarakat dan men-jump start ekonomi, karena pulihnya produksi dan penjualan industri otomotif termasuk properti akan memiliki multiplier effect bagi sektor industri lainnya," ujar Agus.

"Kami dari Kementerian Perindustrian menargetkan penjualan sampai sekitar 81 ribu unit berdasarkan kebijakan ini," sambungnya.

Pemilihan mobil yang berhak dapat diskon PPnBM yaitu mobil produksi dalam negeri dengan pembelian lokal 70% ini juga menjadi upaya pemerintah membangkitkan industri pendukung di sektor otomotif.

"Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian No. 169 tahun 2021, telah ditetapkan terdapat 115 jenis komponen yang masuk dalam perhitungan kandungan lokal. Artinya kita mendukug 115 industri pendukung yang masuk dalam perhitungan kandungan lokal. Dan ada 21 tipe mobil yang bisa memanfaatkan relaksasi PPnBM ini yang telah diundangkan dan telah kami tandatangani pada 26 Februari yang lalu," ucap Agus.

Menurut Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, industri otomotif adalah industri padat karya. Disebutkan, industri otomotif menyerap 1,5 juta pekerja langsung dan 4,5 juta tenaga kerja tidak langsung.

"Industri Pendukung Otomotif menyumbang Rp700 triliun pada PDB tahun 2019. Juga terdapat Β±7.451 pabrik yang menghasilkan produk input untuk industri otomotif. Karena itu kita perlu mempertahankan basis industri otomotif nasional," jelas Airlangga.

Kebijakan diskon pajak untuk kendaraan bermotor dan sektor properti diharapkan mampu menarik minat kelas menengah untuk melakukan konsumsi yang tinggi. Belanja barang tahan lama atau durable goods (kendaraan bermotor dan properti) diharapkan mampu menjadi stimulan konsumsi rumah tangga, yang memiliki kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi. Momentum pemulihan ekonomi perlu dijaga ritme percepatannya, dan saat ini merupakan periode yang tepat. Hal ini juga didukung oleh program vaksinasi yang sudah mulai berjalan dan penularan kasus Covid-19 mulai menurun. Untuk itu, kepercayaan rumah tangga dalam melakukan konsumsi perlu ditingkatkan.




(rgr/din)

Hide Ads