Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mempertanyakan keputusan Tesla yang memilih membangun pabrik mobil listrik di India. Padahal, perusahaan asal AS itu disebut akan lebih untung jika membangun fasilitas perakitan mobil listrik di Indonesia.
"Ya intinya kita berharap Tesla investasi (pabrik mobil listrik di Indonesia), tapi saya dengar nggak jadi di Indonesia. Kita juga pertanyakan, kenapa nggak jadi?," kata politisi yang akrab disapa Bamsoet, ditemui detikcom, di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Bamsoet, Indonesia memiliki keunggulan dibanding negara lain karena memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Untuk diketahui, nikel adalah bahan baku pembuatan baterai listrik. Dan tidak semua negara memiliki sumber daya alam ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya kita ingin dengan sumber daya yang kita miliki, jadi lebih untung sebetulnya (jika Tesla) investasi di Indonesia. Karena sumber bahan baku baterai kan ada di sini. Dan ini yang terbaik di seluruh dunia dan terbesar atau terbanyak di seluruh dunia," lanjut Bamsoet.
Sebagai informasi, Indonesia merupakan negara dengan cadangan bijih nikel terbesar di dunia dengan 32,7 persen cadangan nikel dunia ada perut bumi Indonesia.
Diberitakan sebelumnya, rencana Tesla membangun pabrik mobil di India ramai jadi pembicaraan di Indonesia. Padahal menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, sejak awal pembicaraan pemerintah RI dengan Tesla memang tak pernah soal pembangunan pabrik mobil listrik.
Informasi Tesla akan masuk dan membangun pabrik di India kali pertama dikeluarkan oleh M B.S. Yediyurappa, kepala menteri negara bagian barat daya wilayah Karnataka, India. Lokasi pabriknya diduga berada di Bengaluru, Karnakatta. Sebelum bikin pabrik, Tesla akan lebih dulu membuka pusat penelitian dan pengembangan (R&D) di Bengaluru.
Fakta ini lantas ada yang menganggap sebagai kegagalan Indonesia dalam menarik minat Tesla berinvestasi di dalam negeri. Padahal, sebagaimana sudah diungkapkan Luhut, sedari awal pembicaraan rencana investasi Tesla memang tak pernah membahas pembangunan pabrik mobil listrik.
"Yang benar begini, kita sudah NDA (Non-Disclosure Agreement) dengan mereka. Saya nggak mau mengulangi kesalahan. Kita tidak tidak pernah bicara pabrik mobil. Ada enam sebenarnya di tempat mereka itu, ada Starlink, launching pad, hypersonic, battery lithium pack, stabilizer energi, itu yang kita bicarakan," paparnya saat diwawancarai Founder and Chairman CT Corp., Chairul Tanjung, di Economic Outlook 2021 CNBC Indonesia TV, Kamis (25/02/2021), dikutip dari CNBC Indonesia.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?