Harga Mobil Listrik Rp 600 Juta, Banyak yang Nggak Sanggup Cicil

Harga Mobil Listrik Rp 600 Juta, Banyak yang Nggak Sanggup Cicil

Tim detikcom - detikOto
Rabu, 06 Jan 2021 15:57 WIB
Ototest Hyundai Ioniq
Mobil listrik Hyundai Ioniq saat ini harganya Rp 600 jutaan. Foto: Muhammad Zaky Fauzi Azhar
Jakarta -

Mobil listrik sudah mulai berdatangan ke Indonesia. Namun masalahnya, mobil listrik cenderung masih mahal dibanding mobil-mobil bermesin bensin yang dijual saat ini.

Mobil listrik di Indonesia yang termurah saat ini adalah Hyundai Ioniq dan Hyundai Kona EV. Keduanya dibanderol Rp 600 jutaan. Sementara mobil listrik lainnya seperti Tesla, BMW i3s dan Lexus UX 300e harganya masih di atas Rp 1 miliaran.

Hyundai Kona ElectricMobil listrik Hyundai Kona Electric Foto: Hyundai

Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi mobil listrik di Indonesia. Menurut Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D. Sugiarto, walaupun mobil listrik mendapat keuntungan seperti bebas pajak dan sebagainya, harganya masih terbilang tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu harganya masih ada di kisaran 600 jutaan. Sedangkan di Indonesia ini, pangsa pasar terbesar ini adalah Rp 300 juta ke bawah, Rp 250 juta ke bawah. Sehingga saya katakan bahwa sulit untuk menjual mobil listrik dengan harga Rp 600 juta ke orang yang tadinya mau beli mobil dengan harga Rp 250 juta. Nggak cukup kan uangnya. Nggak sanggup cicil juga kan dengan harga 600 juta tadi," kata Jongkie dalam program Closing Bell CNBC Indonesia.

Ke depan, mobil listrik diharapkan bisa lebih murah. Apalagi, ada komitmen untuk memproduksi mobil listrik di dalam negeri, termasuk baterainya yang menjadi jantung utama mobil listrik.

ADVERTISEMENT

"Kita tahu bahwa pemerintah telah menandatangani MoU, adanya pabrik-pabrik yang akan membuat baterai mobil listrik. Itu adalah komponen utama dari mobil listrik. Tentunya kita berharap dengan adanya pabrik-pabrik tersebut beberapa komponen yang diperlukan untuk membangun mobil listrik tadi bisa diproduksi di dalam negeri," ujar Jongkie.

"Dan kalau bisa diproduksi di dalam negeri, kemungkinan besar bahwa harga komponen tersebut bisa turun, sehingga kalau harganya sekarang masih Rp 600 juta, mungkin bisa turun kan," sambungnya.

Hal ini juga diharapkan akan dibarengi dengan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang terus naik. Dengan pendapatan per kapita naik dan harga mobil listrik turun karena diproduksi di dalam negeri, tentunya kendaraan ramah lingkungan ini bakal semakin diminati.

"Di situlah nanti akan terjadi katakanlah penjualan kendaraan listrik yang besar jumlahnya, masyarakat kita mampu membelinya," ujar Jongkie.




(rgr/din)

Hide Ads