Dianugerahi Nikel, RI Punya Peluang Jadi Pusat Kendaraan Listrik

Dianugerahi Nikel, RI Punya Peluang Jadi Pusat Kendaraan Listrik

Tim detikcom - detikOto
Kamis, 03 Des 2020 10:55 WIB
Mobil listrik Lexus UX 300e
Indonesia punya peluang untuk jadi pusat kendaraan listrik. (Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah. Nikel menjadi salah satu hasil tambang di Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk kendaraan listrik.

Ketua Tim Percepatan Proyek Electric Vehicle Battery Nasional, Agus Tjahajana Wirakusumah, yakin Indonesia bisa bersaing dan menjadi pusat kendaraan listrik. Apalagi, Indonesia diberkahi dengan nikel yang melimpah.

Diketahui, nikel merupakan salah satu bahan inti dari baterai. Baterai kendaraan listrik yang harganya cukup mahal pun akan menggunakan material tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang harus kita ketahui adalah bahwa harga baterai kendaraan listrik itu cukup mahal. Berkisar antara 35-45% dari kendaraan itu," kata Agus dalam wawancara eksklusif bersama CNBC Indonesia.

Menurut Agus, hal ini bakal menjadi sebuah keunggulan bagi Indonesia. Ini menjadi kesempatan Indonesia untuk memiliki pabrik baterai kendaraan listrik.

ADVERTISEMENT

"Jadi baterai yang (harganya) 35% (dari harga mobil listrik), itu beratnya sendiri bisa sampai 30-40% dari berat kendaraan. Jadi kalau mobil beratnya 1 ton, baterainya sendiri sudah 300 kg. Jadi tidak menguntungkan kalau misalnya (mobil listrik) dibuat di Thailand, membawa baterai dari sini, kemudian dipasang di sana, kemudian dibawa balik ke sini," ujar Agus.

"Kenapa tidak langsung saja dibuat di sini, baterainya di sini, komponennya di sini. Toh komponen di sini dan di Thailand sudah sama, daya saing kita sama. Jadi kita memiliki kekayaan alam yang kita harus manfaatkan untuk menjadi suatu modal untuk mengembangkan industri otomotif ke depan," sambungnya.

Kata Agus Indonesia akan mengembangkan baterai dan diharapkan bisa diekspor juga. Jadi, selain mengekspor kendaraannya, Indonesia diharapkan bisa mengekspor baterai mobil listrik itu. "Karena itu tidak dimiliki oleh negara lain," katannya.

"Saya yakin bahwa kendaraan listrik ini akan sukses di Indonesia kita harapkan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu hub (pusat) karena kita memiliki baterai, kita memiliki policy yang luar biasa, kita memiliki teamwork yang kuat sehingga saya sangat berharap bahwa demand akan berkembang. Dan kita menjadi hub (pusat) untuk kendaraan listrik ke ASEAN, misalnya. Dan itu tentu sentralnya adalah baterai yang sedang dikerjakan oleh tim kita. Karena 35% harga dari kendaraan itu adalah baterainya. Dan baterai itu intinya adalah nikel yang dianugerahi Tuhan kepada kita semua rakyat Indonesia."




(rgr/din)

Hide Ads