Persaingan investasi untuk memperebutkan manufaktur kendaraan listrik makin ketat di Asia Tenggara. Menteri Perindustrian Thailand, Suriya Jungrungreangkit menyebut bakal bicara dengan Tesla untuk membangun pabrik mobil listrik di negaranya.
Dicuplik dari Bangkok Post, Selasa (1/12/2020), Menperin Thailand, Suriya mengatakan Tesla Inc, sebuah perusahaan EV dan energi bersih yang berbasis di California, berencana untuk bertemu dengan Kementerian Perindustrian segera untuk membahas investasinya dalam EV dan teknologi kendaraan listrik hibrida plug-in di Thailand.
Sebelumnya, duta besar AS dan pengusaha dari US-Asean Business Council juga bertemu dengan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha untuk membahas prospek bisnis mereka di Thailand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tesla ingin mengetahui lebih lanjut dengan kebijakan dan iklim investasi di Thailand. Seperti diketahui, negeri gajah putih itu memiliki paket kebijakan baru untuk menggaet investasi kendaraan listrik.
Salah satunya pembebasan pajak selama tiga tahun untuk produsen kendaraan hybrid plug-in, dan pembebasan pajak penghasilan maksimum delapan tahun untuk pembuat EV penuh, dengan hak istimewa tambahan jika mereka berinvestasi dalam Riset dan Pengembangan.
Thailand memiliki roadmap dengan target pada tahun 2030 nanti mobil bertenaga listrik sudah mencapai 30% atau 750.000 unit dari total produksi mobil di dalam negeri yang diproyesikan sebanyak 2,5 juta unit. Sedangkan Indonesia menargetkan pada tahun 2025 jumlah kendaraan pasar domestik mencapai 2 juta dan kira-kira 20 persen atau 400 ribu adalah kendaraan listrik.
Elon Musk juga pernah menyebut akan membuat gigafactory di luar Eropa dan China. Namun, belum terkonfirmasi apakah perusahannya akan berinvestasi di wilayah ASEAN.
Indonesia juga masuk dalam radar investasi Tesla. Pemerintah Indonesia berambisi menjadi produsen baterai mobil listrik, bahkan yang terbesar di dunia. Keinginan menjadi produsen baterai mobil listrik itu lantaran Indonesia memiliki kandungan nikel yang mumpuni.
CEO Tesla Elon Musk pun pernah menyebut nama Indonesia terkait cadangan nikel untuk mendukung industri baterai yang bakal digunakan Tesla. Perusahaan mobil listrik itu belakangan jadi buah bibir soal kabar rencana pembangunan pabrik baterai di Batang, Jawa Tengah.
Untuk diketahui, pabrik yang akan dibangun Tesla di Indonesia bukan perakitan mobil. Melainkan untuk kebutuhan produksi baterai mobil listrik.
Rencana Tesla membangun pabrik di Indonesia sejauh ini masih dalam tahap penjajakan. Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang, komunikasi antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan milik Elon Musk itu terus berlangsung.
Sementara itu sudah ada dua pabrik baterai kendaraan listrik yang resmi berinvestasi di Tanah Air. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan LG Chem Ltd asal Korea Selatan (Korsel) dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) asal China mulai membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia pada 2021.
"Bahwa sudah ada 2 perusahaan besar yang sudah tanda tangan kontrak dari hulu sampai hilir, satu dari China, satu dari Korea," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam diskusi virtual di saluran YouTube DPMPTSP Jatim, Kamis (26/11/2020).
Lanjut dia, saat ini ada lagi produsen dari Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang akan berinvestasi di Indonesia. Namun, Bahlil belum menjelaskan siapa perusahaan yang dimaksud. Selain itu, saat ini pemerintah RI sedang melakukan pendekatan dengan produsen kendaraan listrik, Tesla untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kemungkinan besar kita rayu lagi Tesla untuk bisa masuk," sebutnya.
Sedangkan untuk pabrik mobil listrik sudah ada merek Hyundai mendirikan pabrik di Indonesia yang siap ngebul pada tahun 2022.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?