Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memandang kendaraan bermotor listrik memiliki potensi pasar sangat besar di Indonesia. Semakin banyaknya produsen yang membuat kendaraan listrik, peminatnya akan kian meningkat.
Berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, hingga awal tahun 2020, tercatat sudah ada 669 unit KBL di DKI Jakarta. Terdiri dari 631 unit kendaraan roda dua dan 38 unit roda empat.
"Saat ini pengguna KBL memang terbatas, karena harganya yang tinggi, melebihi kendaraan berbahan bakar minyak. Seiring trend dunia yang mulai mengurangi emisi gas buang, produsen kendaraan otomotif berbahan bakar minyak pasti akan turut memproduksi KBL. Jika jumlahnya semakin banyak, pasar peminat juga banyak, pada akhirnya harga jual KBL akan menyesuaikan," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Minggu (6/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam peresmian dealer Prestige Motocars, salah satu distributor kendaraan listrik di Indonesia, pada Sabtu (5/9), Mantan Ketua DPR ini menjelaskan di DKI Jakarta rata-rata kualitas udara mencapai angka 118.3 mikrogram/meter kubik, jauh dari ambang batas normal yang ditetapkan WHO 25 mikrogram/meter kubik. Dari berbagai kajian, hampir 45 persen polusi tersebut disebabkan kendaraan berbahan bakar minyak. Oleh sebab itu, kendaraan listrik akan membantu menurunkan polusi lingkungan.
"Selain tak mencemari lingkungan, keuntungan lain menggunakan KBL bisa menghemat pengeluaran. Karena biaya perawatan yang rendah, sekitar 35 persen dibawah kendaraan berbahan bakar minyak, lantaran tak adanya komponen tertentu seperti oli, filter oli, busi, dan katup engine. Biaya pengisian bahan bakar melalui charging listrik juga sangat rendah, dibanding kendaraan berbahan bakar minyak," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, negara-negara Uni Eropa pada 17 April 2019 telah sepakat mengurangi emisi kendaraan bermotor sampai 35 persen hingga tahun 2030. Mulai 2030 dan seterusnya, diproyeksi rata-rata emisi kendaraan hanya 59 gram CO2 per Km, atau setara 2,2 liter bahan bakar diesel per 100 Km.
"Salah satunya (cara menurunkan emisi) dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Karena mobil berbahan bakar minyak, rasanya sangat sulit bisa memenuhi standar minimal emisi tersebut. Ini sebuah langkah maju dari Uni Eropa untuk mewujudkan bumi yang lebih hijau. Indonesia juga harus bersiap diri turut serta mengurangi emisi kendaraan dengan beralih ke kendaraan listrik," papar Bamsoet.
Senada dengan Bamsoet Presiden Direktur Prestige Image Motorcars Rudy Salim optimis pengguna kendaraan listrik di Indonesia akan terus meningkat, khususnya di Jakarta. Terlebih, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, telah menerbitkan pemberian insentif pajak bagi pembeli kendaraan listrik yang diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2020.
"Kebijakan Gubernur DKI yang membebaskan pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atau BBNKB sangat membantu untuk merangsang masyarakat beralih kendaraan listrik. Pembebasan BBN ini bisa membuat harga jual mobil listrik baru, turun 8 sampai 10 persen," ulas Rudy.
Pembebasan aturan ganjil genap bagi kendaraan listrik, menurutt Rudy, juga menjadi daya tarik bagi warga ibukota membeli kendaraan tersebut.
"Perawatan kendaraan listrik juga sangat mudah. Hampir tidak ada komponen yang harus diganti. Paling penting hanya berhubungan dengan karet, yakni empat buah ban, wiper dan rem. Sisanya nyaris tidak perlu ada pergantian komponen. Karenanya, saya yakin pengguna kendaraan listrik akan terus bertambah," terang Rudy.
(akn/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah