Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah serangan pandemi virus Corona (COVID-19) terbilang lesu. Pada kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 5,32% dibanding posisi yang sama di tahun 2019. Namun, PT Toyota-Astra Motor (TAM) justru malah meluncurkan mobil baru, yakni Toyota Corolla Cross.
Menurut Marketing Director PT Toyota-Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy, dalam meluncurkan mobil baru pihaknya sudah merencanakan jauh-jauh hari. Melihat penjualan mobil bulan Juni dan Juli yang sudah mulai bangkit, Anton mengatakan pihaknya optimistis dengan meluncurkan Toyota Corolla Cross.
"Kalau kita lihat timing-nya di situasi COVID dan market walaupun menurun dibanding tahun lalu, tapi sudah mulai recover, rasanya ini timing tepat sekaligus menjadi stimulan pasar supaya pasar bisa naik," kata Anton dalam tanya jawab virtual usai peluncuran Toyota Corolla Cross, Kamis (6/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anton menyebut, memang penjualan mobil pada Juni dan Juli 2020 belum bisa menyamai performa pasar sebelum pandemi COVID-19. Namun, Toyota merasa pasar sudah mulai bangkit.
"Kalau saya bandingkan di tahun ini Januari-Februari itu market retail itu rata-rata mendekati 80 ribu (per bulan). Kita anggap kondisi itu belum COVID. Di maret itu menurun jadi 60 ribu. Titik terbawahnya terjadi di April dan Mei, April 24 ribu unit, Mei 17 ribu unit, dalam sekali penurunannya. Kita merasa sudah recovery, karena Juni marketnya hampir 30 ribu. Sudah lebih tinggi dibandingkan dengan April. Kemudian Juli berdasarkan pantauan Toyota, melihat penjualan kami, market di Juli itu akan lebih tingi lagi dari Juni. Walaupun peningktannya tidak seperti Mei ke Juni yang 70%, tapi masih ada peningkatan," jelas Anton.
![]() |
"Ekonomi turun terutama kuartal kedua memang betul. Tapi kita bicara kuartal ketiga, demand (permintaan konsumen terhadap mobil baru) di bulan Juni dan Juli. Kita optimis, bahwa penurunan ini tidak berlanjut lagi di kuartal ketiga, ditunjukkan dengan market otomotif yang di bulan Juli mulai naik," sambung Anton.
Meski penjualan mobil menurun, Anton mengatakan pihaknya percaya kebutuhan akan mobil baru tetap ada. Sebab, masih banyak masyarakat yang membutuhkan kendaraan untuk mobilitas.
"Di COVID, kondisi ekonomi nggak sama dengan (krisis) '98. Jadi kita rasa kebutuhan mobil tetap ada, karena orang tetap butuh mobilitas, orang butuh kerja mobile. Jadi kita yakni market otomotif tetap eksis," ujar Anton.
(rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?