Penjualan mobil tengah lesu dirundung pandemi virus corona. Di awal tahun 2020, penjualan mobil turun lebih dari 2%. Padahal penjualan mobil tahun 2020 diprediksi lebih baik ketimbang tahun sebelumnya karena tak ada lagi gejolak politik.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikondo), Yohannes Nangoi, meyakini bahwa penurunan penjualan mobil itu dipengaruhi oleh pandemi COVID-19. Salah satunya pembelian bus yang biasanya rutin diajukan dari sektor pariwisata mulai ngerem.
"Kalau kita lihat terutama sektor pariwisata, sektor pariwisata aja, kayak Bali, Manado, semua tempat boleh dikatakan terpukul. Apalagi dengan kejadian minggu lalu ada pejabat yang terjkena, kemudian ada tempat-tempat wisata yang ditutup segala macam, ini terus terang aja mempengaruhi (industri otomotif)," kata Nangoi, kepada detikOto, Selasa (17/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lihat di Januari-Februari ini penjualan kendaraan bus untuk angkutan wisata itu yang biasanya setiap bulan dan setiap saat itu ada, sekarang hilang," ujarnya.
Tak cuma di Indonesia, penjualan otomotif di beberapa negara juga anjlok. Di China, misalnya, yang menjadi pusat pandemi COVID-19, penjualan mobilnya anjlok hingga 80%. Untuk memberikan stimulus agar penjualan mobil berjalan mulus, China memberikan diskon harga kendaraan.
Dua kota di China yang sangat bergantung pada manufaktur otomotif akan mendapatkan insentif untuk mendongkrak penjualan mobil. Di selatan kota Guangzhou ada pabrik Toyota, Honda dan Nissan yang bekerja sama dengan partner Chinanya. Pemerintahan setempat berencana untuk memberikan subsidi dalam rangka mendorong orang untuk membeli mobil listrik.
Hunan Daily melansirkan bahwa kota Xiangtan yang dihuni 3 juta penduduk akan menawarkan uang tunai USD 429 atau sekitar Rp 6 juta untuk membeli Geely buatan lokal.
Volkswagen juga yang melakukan produksi melalui FAW mengumumkan bulan lalu bahwa mereka memberikan cash sebesar 2.000 Yuan atau sekitar Rp 4 juta untuk pembelian mobil baru. Sedangkan untuk tukar tambah ada insentif tunai sebesar 3.000 Yuan atau setara Rp 6 juta.
Atau, di Amerika Serikat. Di sana konsumen yang membeli mobil secara kredit mendapat benefit dengan diliburkan cicilannya hingga 90 hari.
Apakah diskon serupa akan diterapkan di Indonesia agar penjualan mobil kembali bangkit. Menurut Nangoi, sepertinya agak sulit harga mobil di Indonesia dikorting di tengah kondisi saat ini.
"Indonesia ini kan walaupun kita sudah manufaktur (memproduksi mobil) di sini, tapi sebagian komponen kan masih dari impor, kalau kita lihat dolar itu sudah sampai Rp 15.000 sedangkan perhitungan kita itu waktu bikin mobil dan jual mobil dolarnya nggak di sekitar situ, dolarnya di sekitar Rp 14.000, pasti ada dampaknya. Jadi gimana mau kasih diskon," kata Nangoi.
(rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah