Mobil listrik semakin ditunggu-tunggu setelah Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan dikeluarkan.
Terlebih Pemprov DKI Jakarta mengindahkan aturan perpres tersebut, dengan memperkenalkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2020 tentang Insentif Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atas KBL Berbasis Baterai.
Baca juga: Mobil Listrik Cuma Dikurung di Jakarta |
Meski demikian, hampir seluruh pabrikan masih mempertanyakan bagaimana Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dari aturan tersebut. Hal itu juga yang diperkenalkan mobil Cina, DFSK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Juklak-nya bukannya belum jelas ya? Ini yang masih coba kita tunggu dan lihat, Apalagi untuk mobil Cina, masa mobil listrik bisa mencapai Rp 1 miliar. Nanti siapa yang mau beli, kita masih menunggu regulasinya," ujar PR & Digital Manager PT Sokonindo Automobile, Arviane.
![]() |
Arviane mengatakan jika memak sudah ada kejelasan mengenai Juklak kendaraan listrik, maka tidak menutup kemungkinan DFSK ikut memperkenalkan mobil listrik mereka di Indonesia.
"Jadi kita tunggu dulu Juklaknya, kesekakatan antara produsen dengan pemerintah ini belum ketemu. Karena kita juga sudah siap produknya," tambahnya.
Sebelumnya, langkah DFSK untuk bisa memperkenalkan kendaraan listrik di Indonesia tidak main-main. Karena sebelumnya, guna mendukung program percepatan kendaraan listrik di Tanah Air, DFSK turut menghadirkan salah satu mobil listriknya Glory E3 pada pameran di Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (5/9/2019) lalu. Namun meski dipamerkan DFSK belum berniat untuk menjual dalam waktu dekat ini.
Head of Product Planning PT Sokonindo Automobile Ricky Humisar wakti itu mengatakan memang hingga saat ini belum diputuskan kapan mobil listrik ini akan dilepas ke publik. Namun melalui gelaran acara tersebut DFSK memperkenalkan Glory E3 sebagai bentuk dukungan ke pemerintah.
"Tujuan utama kami adalah bagaimana sebisa mungkin dukung program pemerintah. Jadi pada intinya itu program pemerintah. Enggak jauh dari itu. Mau BPPT, mau Kemenhub, nanti ESDM, PLN, itu sebenarnya mau show off ke Pak Presiden bahwa kami sudah siap. Sebagai ATPM kami ingin bantu program pemerintah. Jadi apapun itu nanti undangan kalau untuk dukung pemerintah dan feedback ke kami juga baik kami akan ikuti terus," ujar Ricky di di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (5/9/2019) lalu.
Baca juga: Harga Mobil Listrik DFSK di Bawah 500 Juta? |
Menyoal harga ia pun hanya memberi gambaran, namun di negara asalnya mobil Battery Electric Vehicle (BEV) ini cukup kompetitif. Bila dikurs rupiah saat ini Glory E3 memiliki banderol Rp 396 juta.
"Simpel jawabannya. Kami mau jual ini mobil, pertamanya harga produksi sekian. Kedua, biaya taxnya berapa, insentif ada enggak. Kalau di China nih kalau buka situsnya itu already launch di Shanghai Motor Show. Harganya berkisar 200 ribu yuan. Silakan di rupiahkan. Itulah Harga di sana dengan regulasi di sana. Saat di sini bisa berbeda. Tapi itulah gambarannya," ungkap Ricky.
(lth/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah