Jakarta -
Beberapa waktu belakangan ini viral pencurian ban dan pelek mobil. Video dan foto-foto yang beredar di media sosial dan dibagikan di pesan berantai aplikasi Whatsapp itu menggambarkan roda mobil raib.
Peristiwa pencurian pelek dan ban mobil ini tak cuma terjadi sekali. Beberapa foto dan video menggambarkan tak sedikit mobil yang kehilangan ban dan pelek meski sedang diparkir.
Dari dokumentasi yang beredar, mobil yang tengah parkir hilang keempat ban dan peleknya. Untuk menahan beban mobil, pelek dan ban yang dicuri diganti oleh batu bata oleh pelakunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu video yang viral menggambarkan sebuah mobil Toyota Rush berkelir hitam roda belakang sebelah kanannya hilang. Padahal, mobil itu diparkir di lokasi parkir umum yang seharusnya secara keamanan bisa dipercaya. Wanita yang berbicara di dalam video itu heran kenapa petugas keamanan setempat tidak melihat kejadian pencurian.
"Masak security nggak tahu sih," kata wanita itu.
Dalam video itu terlihat mobil diganjal batu. Baut-baut roda mobil pun diletakkan di sekitar mobil tersebut.
Sementara foto-foto yang lainnya menggambarkan mobil yang sedang parkir hilang keempat roda mobilnya.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Dwi Prasetyo mengatakan, pihaknya memberikan arahan kepada pengelola dan petugas parkir di tempat umum agar lebih meningkatkan kewaspadaannya. Kata dia, peristiwa pencurian ban dan pelek mobil ini kebanyakan terjadi di Cikarang.
Diberitakan detikNews, polisi menangkap Sopyan Surohman, pelaku pencurian velg dan ban mobil Toyota Rush di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan Sofyan sudah beraksi sejak Agustus 2019. Tercatat, dia sudah melakukan aksinya di 2 TKP di kawasan Kabupaten Bekasi.
"TKP pertama di Living Plaza Jababeka dan RS Siloam Lippo Cikarang," kata Kombes Yusri dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (29/1/2020).
Kenapa pelek mobil jadi incaran maling?
Menurut Fery Ach dari toko pelek Achsarra Wheels yang bermarkas di Jakarta Timur, pelek original dari pabrikan mobil atau disebut Original Equipment Manufacturer (OEM) memang lebih mudah dijualnya. Sebab, pelek OEM banyak yang memburu.
"Pelek OEM itu jangankan 4 buah, ada 1 buah maupun 2 buah tetap laku terjual, dikarenakan kadang-kadang pembeli itu butuh untuk serep, atau pengganti pelek yang lecet-lecet. Pelek OEM itu paling gampang terjual," kata Fery kepada detikcom, Rabu (29/1/2020).
Fery melihat, kebanyakan pelek mobil yang dicuri itu adalah mobil-mobil baru. Jika dijual kembali pun harganya masih tinggi.
"Karena memang customer sekarang banyak yang cari-cari model OEM. Dalam arti model pelek OEM sekarang itu bagus dan modis," ujar Fery.
Dia menyebut, pencinta otomotif zaman sekarang yang suka modifikasi mobil juga banyak yang membeli pelek OEM. Terlebih, kata Fery, pelek OEM juga memiliki kenyamanan yang mumpuni.
"Dan satu lagi, pelek OEM itu harganya lebih stabil daripada harga pelek-pelek replika. Jadi itu mungkin faktor yang paling masuk dari pencuri-pencuri itu, selain mudah untuk dijual," katanya.
Fery sendiri memang menerima orang yang ingin menjual pelek second ke tokonya. Tapi, ia memastikan pelek yang ia jual jelas asal-usulnya. "Misal seperti orang tukar tambah, teman sesama toko, atau customer yang beli pelek OEM lalu yang lama dijual ke saya, atau orang yang kenal dulu pernah beli di saya lalu dijual kembali ke saya karena mobilnya sudah terjual," ujarnya.
Fery menyebut, harga pelek mobil OEM sangat bervariatif. Namun, dari keterangannya, kira-kira harga pelek mobil tembus jutaan rupiah untuk empat unit beserta bannya.
"Seperti OEM Toyota Rush/Terios 2019 kemarin saya jual Rp 8 juta. Itu untuk 4 buah pelek dan ban," kata Fery.
Memang kisaran harga pelek-pelek mobil OEM saat ini dibanderol jutaan rupiah. Bahkan paling mahal bisa tembus belasan juta rupiah untuk 4 unit pelek beserta bannya.
Kalau untuk kisaran paling murah saya ambil rata-rata mobil tahun 2017 ya paling minim itu range harga Rp 2 juta sampai Rp 3,5 juta. Kalau paling mahal range harga bisa Rp 7,5 juta sampai Rp 15 juta," ujarnya.
Variasi harga pelek mobil OEM itu, sebut Fery, tergantung tipe mobil, tahun keluaran mobil, modelnya seperti apa, dan kelayakan pelek itu sendiri.
"Harga-harga yang saya sebut tadi harga pelek dan ban dengan kondisi yang layak pakai," ujar Fery.
Fery memberikan tips agar pelek mobil tak mudah digondol maling. Saat ini, ada perangkat pengaman pelek mobil yang disebut lug nuts. Lug nuts seperti semacam mur khusus yang tak bisa dibuka dengan kunci biasa.
"Ada mur yang pakai kunci khusus. Cuma harganya memang lebih mahal dari yang standar. Salah satu tipsnya ya pakai mur yang khusus itu, tapi mur khusus itu ada kunci khususnya. Kunci khususnya jangan sampai hilang, karena kalau hilang dan kenapa-kenapa di jalan seperti ban kempes atau bocor susah bukanya, dan nggak semua orang atau bengkel punya kuncinya," kata Fery kepada detikcom, Rabu (29/1/2020).
Memang menggunakan lug nuts untuk mengunci pelek mobil agar tak sembarangan bisa dibuka lebih ribet. Harganya pun cenderung mahal. "Cuma, buat keamanan kenapa nggak?"
"Untuk satu set itu isinya 24 pcs, biasanya 20 pcs mur biasa, dan yang 4 pcs itu mur kuncian (dalam boks set lug nuts sudah termasuk kunci khusus). Range harganya ada yang Rp 2,5 juta-Rp 3,5 juta tergantung merek. Bahannya juga beda dari aluminimum keras, nggak gampak selek. Banyak yang jual, tapi nggak semua toko ada," ujar Fery.
Lug nuts seperti itu memang biasa digunakan di mobil modifikasi atau mobil balap. Fery menyebut, mungkin saat ini ada juga lug nuts yang harganya relatif lebih murah di kisaran Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Namun, material lug nuts yang dibanderol murah itu berbeda dengan yang harganya lebih mahal.
"Gampang selek dan rusak. Nanti kalau sudah selek atau rusak nggak bisa dibuka malah tambah susah atau ribet lagi," katanya.
Pencinta otomotif juga diminta agar tak sembarangan membeli pelek mobil. Jangan sampai konsumen malah membeli pelek mobil hasil curian yang ke depannya bisa terjerat masalah.
"Untuk menghindari (membeli pelek curian) itu konsumen kalau mau membeli barang harus di tempat yang benar-benar recomended, contoh toko, orang yang dikenal, atau teman sendiri. Karena kita sebagai konsumen murni beli dari penjual, dan jika barang itu bermasalah kita tahu orang yang jual ke kita," ucapnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah