Dia menyebut, di bawah kepemimpinannya aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi lebih memiliki visi yang jelas untuk masa depan.
"Mereka membalik halaman yang salah karena tidak ada lagi keuntungan, tidak ada lagi pertumbuhan, tidak ada lagi inisiatif strategis, tidak ada lagi teknologi, tidak ada lagi aliansi. Apa yang kita lihat hari ini adalah penyamaran aliansi," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Carlos Ghosn Klaim Keluarganya Jadi Incaran |
Menurut seorang analis Mediobanca, kalau FCA bergabung ke aliansi Renault bakal semakin besar. "Dengan asumsi Nissan ikut serta dalam kesepakatan, aliansi itu bisa menjual lebih dari 15 juta unit per tahun dengan skala ekonomi yang jelas," katanya dikutip Reuters.
Sayang, Fiat Chrysler Automobiles (FCA) dan grup Peugeot S.A (PSA) telah menandatangani kesepakatan merger 50:50 yang berarti mimpi Ghosn membuat aliansinya menjadi raja otomotif kandas.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?