Demikian disampaikan seorang sumber yang mengetahui hal itu seperti dikutip dari Automotive News, Sabtu (4/1/2020). Pelarian Ghosn ini tentu akan menimbulkan berbagai kemungkinan lain. Karena Ghosn tak lagi dalam pengawasan Jepang, pria ini tentu memiliki kebebasan suara. Entah kebenaran atau tidak, posisinya saat ini dapat berbalik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO baru Nissan, Makoto Uchida sendiri saat ini harus fokus menyelesaikan masalah di perusahaannya. Antara lain soal beberapa top eksekutifnya yang mendadak mundur, kemudian ada 12.500 karyawan yang di-PHK di seluruh dunia, serta dirinya harus menyegarkan model-model mobil seperti Skyline dan GT-R agar bisa kenceng lagi penjualannya. Belum lagi hubungan aliansi dengan Renault sedikit renggang semenjak kasus Ghosn merebak. Ada lagi soal saham Nissan di bursa yang masih turun. Di bulan Juli lalu harga saham Nissan masih di kisaran 773 yen maka di akhir penutupan tahun lalu hanya 636 yen per saham.
Kesempatan Ghosn berbicara banyak ini dinilai akan berbahaya bagi para direksi internal saat ini. Ghosn mengatakan bahwa tuduhan yang dilayangkan pada dirinya merupakan hasil skenario penjebakan para eksekutif Nissan, jaksa penuntut Jepang, dan pejabat pemerintah yang menentang rencananya menggabungkan Renault dan Nissan.
Ghosn mengatakan, tuduhan ketidakwajaran keuangan yang dituduhkan kepadanya palsu, dibuat-buat oleh eksekutif Nissan, jaksa penuntut Jepang, dan pejabat pemerintah yang menentang rencananya untuk lebih mengintegrasikan lebih dalam kedua pembuat mobil itu. Pada hari Kamis, ia mengeluarkan pernyataan kedua tentang pelariannya untuk menolak laporan bahwa istrinya terlibat dalam plot.
Dia bisa membuat gaduh dengan mengidentifikasi eksekutif Nissan yang dia klaim terlibat dalam penjebakan dirinya. Beberapa target sasaran tembak Ghosn tidak sulit ditebak. Antara lain pengganti Ghosn, Hiroto Saikawa, lalu ada Hari Nada, mantan kepala kantor CEO, yang menjadi whistle blower dalam kasus Ghosn.
Ghosn membuat video pernyataan yang mengecam manajemen Nissan atas kinerja buruk perusahaan. Menurutnya perusahaan itu telah kehilangan visi tentang perlunya untuk meningkatkan hubungan aliansi dengan Renault.
"Saya khawatir karena jelas kinerja Nissan menurun, tetapi saya juga khawatir karena saya tidak berpikir ada visi untuk aliansi yang sedang dibangun," kata Ghosn dalam video.
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?