Bahkan tak menutup kemungkinan pula mobil berharga Rp 300 jutaan akan turut 'disetrum' oleh Toyota guna menggairahkan segmen ini. Caranya tentu mereka berusaha untuk merakit mobil hybrid di fasilitas pabrik dalam negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain produksi mobil secara lokal, Toyota juga melihat potensi produksi baterai mobil listrik yang akan dilokalisasi. Tentunya pembuatan baterai mobil listrik di Indonesia akan semakin memangkas nilai jual mobil listrik nantinya.
"Indonesia termasuk beruntung kita memiliki resources tapi perlu diolah. Itu pabrikan dan investasi untuk mengolah itu memang lagi kita tunggu juga gimana perkembangannya dan kita dorong juga. Baterai adalah kunci jadi untuk mencapai lokalisasi yang diharapkan rasanya baterai dilokalisasi di Indonesia," ujarnya.
Beberapa tahun terakhir Toyota cukup puas dengan pertumbuhan mobil hybridnya di Indonesia. Tahun 2019 sendiri mengalami peningkatan besar dibanding tahun sebelumnya berkat diluncurkannya C-HR Hybrid.
"Januari-Agustus 500 unit tapi kalau lihat September-Oktober plus November, Desember mengarah 900-1.000 unit setahun. Kalau dibanding tahun lalu paling penjualannya 100 unit ke bawah jadi sebenarnya setahun-dua tahun sebelum sekarang baru 200-300 unit jadi peningkatan udah signifikan dari Toyota," pungkas Anton.
(rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?