Pergerakan nilai tukar menggerogoti penjualan Subaru karena mobil yang diekspor dari Jepang menjadi lebih mahal sehingga pendapatan di pasar luar negerinya harus dipangkas. Amerika Serikat merupakan pasar terbesar Subaru dengan kontribusi mencapai 60 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah memulai kembali produksi tapi kami belum dapat kembali ke kapasitas sepenuhnya dalam waktu dekat," kata CEO Subaru, Tomomi Nakamura.
Nakamura menekankan bahwa masalah produksi itu berasal dari penyuplai komponen perakitan mobil. Akibat badai topan itu sejumlah penyuplai dinyatakan kebanjiran sehingga beberapa komponen tertunda pengirimannya bahkan beberapa tak layak produksi.
"Beberapa penyuplai komponen pabrik kami benar-benar terendam," ungkap Nakamura.
Dalam laporan pendapatannya Subaru mengalami peningkatan penjualan sebesar 20 persen di paruh pertama tahun fiskal jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya di periode yang sama. Hasil tersebut didorong oleh besarnya permintaan Forester di pasar Amerika Serikat.
(rip/rgr)












































Komentar Terbanyak
Dipecat Gegara Ugal-ugalan, Begini Kata Sopir PO Rosalia Indah
Mobil Rp 150 Juta Banyak Seliweran, Kata Menko Airlangga Bikin Tambah Macet
Pabrikan Jepang Nggak Bisa Terus-terusan Ngotot dengan Mobil Hybrid