Kena Pajak 3%, Cicilan LCGC Naik Tak Sampai Rp 100 Ribu/Bulan

Laporan dari Tokyo

Kena Pajak 3%, Cicilan LCGC Naik Tak Sampai Rp 100 Ribu/Bulan

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Senin, 28 Okt 2019 11:45 WIB
Foto: Daihatsu
Matsusaka - Pemerintah mengeluarkan kebijakan baru terkait Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Aturan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2019 ini juga mengatur PPnBM baru untuk kelompok kendaraan bermotor roda empat hemat energi dan harga terjangkau (Low Cost Green Car atau LCGC).

LCGC yang sebelumnya tidak kena PPnBM alias 0%, kini akan diterapkan pajak tersebut sebesar 3%. Pihak PT Astra Daihatsu Motor mengaku sedang menunggu petunjuk teknis yang akan dikeluarkan kementerian terkait soal peraturan LCGC tersebut.


"Biasanya setelah PP akan turun ke Peraturan Menteri yang mengatur juknisnya. Juknis ini kan menunggu menteri," kata Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra saat perjalanan Daihatsu Media Trip Tokyo Motor Show 2019 di Matsusaka, Jepang, Kamis (24/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto: Daihatsu


Marketing & Costumer Relation Divisi Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso menambahkan, kenaikan PPnBM ini pasti mempengaruhi harga jual LCGC. Namun, ia belum bisa memprediksi apakah mempengaruhi penjualan atau tidak.

Meski begitu, Hendrayadi memberikan simulasi kenaikan harga LCGC. Misalnya, harga LCGC saat ini dibanderol Rp 100 juta, ditambah PPnBM 3% harganya menjadi Rp 103 juta. Jadi kenaikannya cuma Rp 3 juta. Atau, kalau harga LCGC Rp 150 juta, kenaikannya hanya Rp 4,5 juta.


"Nah 75 persen konsumen kami pembeliannya secara kredit. Apakah mempengaruhi? Kita simulasikan lagi, kenaikan Rp 3 juta dibagi cicilan 60 bulan, sebulan naiknya cuma Rp 50 ribu," kata Hendrayadi di kesempatan yang sama.

"Apakah kenaikan cicilan Rp 50 ribu per bulan akan dianggap besar atau tidak? Secara teori Rp 50 ribu menurut mereka mungkin cukup besar, tapi kalau makro ekonominya bagus, daya belinya bagus konsumen punya income lebih baik lagi, mungkin nggak masalah," sebut Hendrayadi.


(rgr/dry)

Hide Ads