Bukan tanpa sebab, Vietnam sendiri kabarnya tengah menggaungkan pajak konsumsi spesial (special consumption tax/SCT) untuk barang impor produk otomotif.
Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi mengatakan bila disahkan aturan tersebut, produk otomotif dalam negeri Vietnam bakal dikenakan pajak dengan tingkat pajak yang lebih ringan. Walhasil harga jual produk dalam negeri akan bisa bersaing dengan produk impor utuh CBU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mobil yang dibuat di Vietnam tidak bersaing dengan mobil utuh yang diimpor khususnya Thailand sama Indonesia, pemain utama basicly Thailand dan Indonesia," ujar Ibnu kepada awak media di di Sparks Luxe Hotel, Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Ibnu mengatakan ini bukan kali pertama Vietnam berusaha keluar dari jeratan impor. Setelah tahun 2018 lalu menerapkan kebijakan Decree No.116/2017/ND-CP atau Decree on Requirements for Manufacturing, Assembly and Import of Motor Vehicles and Trade in Motor Vehicle Warranty and Maintenance Services.
"Tahun kemarin begitu kita bisa solve yang sifatnya non tarif melonjak ekspor kita tetapi produk yang dibuat Vietnam malah menurun penjualannya. Berarti memang kalah bersaing, keluar lagi aturan seperti ini," ujar Ibnu.
Menanggapi pabrikan Xpander yang ada di Vietnam, menurut Ibnu merupakan cara yang lumrah dilakukan pemain industri otomotif untuk menyikapi kebijakan yang dibuat di dalam negara tersebut.
"Makanya Krama Yudha Mitsubishi Xpander dia, bukan pindah ya, dia mau bikin fasilitas produksi Vietnam untuk menyiasati adanya ketentuan itu dan juga ketentuan Decree 116," ucap Ibnu. (riar/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini