Si Kembar Calya-Sigra Diberi Sentuhan Berbeda

Si Kembar Calya-Sigra Diberi Sentuhan Berbeda

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 17 Sep 2019 08:44 WIB
Si Kembar Calya-Sigra Diberi Sentuhan Berbeda
Foto: Daihatsu

Harga murah mobil LCGC tak lepas dari kontribusi pemasok komponen lokal yang menjadi vendor utama pembuatannya. Semakin banyak komponen lokal yang dikandung semakin besar pula biaya produksi sehingga berimbas pada murahnya penawaran harga pada konsumen.

Daihatsu Sigra dan Toyota Calya terbaru pun menjadi salah satu mobil produksi dalam negeri yang kandungan lokalnya sangat tinggi. Melalui model terbaru yang baru saja diluncurkan, Calya-Sigra yang dilahirkan di pabrik PT Astra Daihatsu Motor itu telah mengantongi TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) sebesar 94 persen. Meski begitu, mobil ini tak bisa disebut sebagai mobil nasional.

"TKDN sudah 94 persen. (Mobil nasional?) nggak boleh yang namanya penentuan mobil nasional itu bukan pihak kita. Bukan kita yang klaim dan nggak ada mobil nasional, sekarang semua sama aja," kata Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra di peluncuran New Daihatsu Sigra Summarecon Mall, Tangerang, Senin (16/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sisa 6 persen yang belum dihasilkan langsung dari dalam negeri adalah girboks transmisi khususnya untuk matik yang masih didatangkan langsung dari Jepang.

"Berhubungan gear masih sebagian besar dari Jepang itu yang bikin inden matik lama," ungkap wanita yang akrab disapa Amel ini.

Untuk mencapai TKDN 100 persen pun merupakan pekerjaan yang berat diterapkan di Indonesia. Untuk alih teknologi khusus girboks memerlukan investasi yang besar.

"Gear yang kita buat perlu presisi investasi mahal, volume untuk affordable 2 juta unit sekarang pasar Indonesia saja baru 1 jutaan, berarti lebih murah impor daripada bikin," terang Amel.

Kendati demikian, Amel sendiri bercita-cita untuk memaksimalkan kandungan dalam negeri pada mobil ini. Tentunya hal tersebut baru memungkinkan terjadi apabila pasar mobil Indonesia mencapai 3 juta unit setiap tahun.

"Nanti kalau pasar tumbuh baru kita bikin, mau tergantung pasarnya tumbuh. Kalau pasar Indonesia 3 juta pasti kita bikin," tukasnya.

(rgr/ddn)

Hide Ads