Salah satu kritik keras datang dari Mantan Staf Khusus Menteri ESDM periode 2014-2016, Said Didu. Said menyangsikan Esemka benar-benar dibuat di Indonesia. Ia meyakini Esemka sekadar mengganti emblem atau rebadge dari mobil China.
"Membuat mobil itu butuh penelitian panjang kalau bikin sendiri dan itu harus dipatenkan seperti bodi, mesin, dan sasis. Nah ini saya lihat nggak ada dan mirip mobil China," ujar Said ketika dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Rabu (11/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Said pun menyebut pabrik Esemka di Desa Demangan, Boyolali, tak sepenuhnya memproduksi mobil, melainkan cuma menempel merek pada mobil China yang sudah diimpor utuh.
"Saya bilang begini lah, hentikanlah kebohongan kelahiran dari Esemka, berita yang sangat jelek kalau cara-cara yang seperti ini dilanjut," ujarnya.
Menyoal Esemka jiplakan mobil China, sebetulnya sudah ditepis oleh Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya. Eddy dalam sebuah kesempatan menyatakan bahwa PT SMK telah menjalin kerja sama dengan para industri lokal sebagai pemasok komponen untuk mobil Esemka.
"Cuma ganti emblem dari mobil China? Lalu buat apa kami kerja sama dengan para supplier, buat apa kami kerja sama. Kami bekerja sama dengan mereka, seperti ban, pelek, knalpot, sasis kargo," ungkap Eddy.
Pernyataan soal Esemka disuplai oleh industri komponen lokal juga pernah disampaikan Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. Ngabalin menampik jika Esemka hanya mengganti emblem karena komponen penyusun dibuat di dalam negeri.
"Esemka, brand, dan komponen dasar, desain, dan sparepart (onderdil) oleh anak Indonesia. PT Solo Manufaktur Kreasi itu perusahaan swasta 100 persen anak negeri Indonesia," ucap Ngabalin.
Bagi pihak yang meragukan, Ngabalin menyarankan untuk datang langsung ke pabrik di Boyolali, Jawa Tengah. Mereka bisa melihat proses pembuatan mobil tersebut.
"Mesti datang ke Boyolali untuk dilihat. Kenapa begitu, karena bahan kan dari Krakatau Steel, industri baja diambil dari Krakatau Steel. Kemudian modal, jangan lupa sparepart digunakan dari pasar (lokal) kan. Itu sebabnya teknologi umum, kalau kayak Esemka itu tidak gunakan sistem komputerisasi rumit," kata Ngabalin.
(dry/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah