Ini Faktor Penyebab Kecelakaan Selain Jalan Berlubang

Ini Faktor Penyebab Kecelakaan Selain Jalan Berlubang

Akfa Nasrulhak - detikOto
Selasa, 27 Agu 2019 12:09 WIB
Foto: Dok. Honda Prospect Motor
Jakarta - Data Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri mencatat jumlah kecelakaan lalu lintas dalam kurun waktu satu tahun pada 2018 mencapai 170 ribu kecelakaan di seluruh Indonesia. Data tersebut juga mencatat sebanyak 74-75 persen kecelakaan melibatkan kendaraan bermotor.

Penyuplai kecelakaan salah satunya adalah jalan berlubang yang membuat pengendara tak bisa menghindari, apalagi jika saat melaju dalam kecepatan tinggi. Selain itu, faktor lainnya bisa dari manusia itu sendiri, bahkan masih banyak terjadi kecelakaan tunggal.

Beberapa faktor penyebab kecelakaan dari faktor pengendara di antaranya adalah pertama, pengendara kurang konsentrasi. Konsentrasi berkendara berarti Anda harus menaruh perhatian pada kondisi jalan. Jangan menerima telepon, mengirim SMS, makan, mengaplikasikan makeup, dan sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kedua, mabuk. Jangan coba-coba berkendara jika Anda mabuk. Bila Anda kondisi tidak baik, lebih baik naik taksi atau membiarkan teman Anda menyetir. Ketiga, mengebut. Tindakan mengebut biasanya dilakukan saat telat. Cobalah untuk tetap waspada dan jaga kecepatan mobil dalam batas aman.

Keempat, ceroboh. Kecelakaan bisa saja terjadi jika Anda seenaknya berkendara seperti memotong jalur atau agresif berkendara. Penting untuk tetap tenang saat berkendara agar terhindar dari kecelakaan.

Untuk fitur keselamatan mobil yang mumpuni, Anda bisa mengandalkan All New Honda Accord generasi terbaru. Meskipun, tak sepenuhnya dapat menjamin faktor keselamatan, setidaknya beragam fitur canggih yang tersemat dalam sedan premium ini bisa mengurangi risiko kecelakaan.

Test Drive Honda Accord ke BandungTest Drive Honda Accord ke Bandung Foto: Dok. Honda Prospect Motor

Untuk pertama kalinya, Honda membawa teknologi yang membantu aspek keselamatan berkendara pada All New Honda Accord berlabel Honda Sensing. Honda Sensing dapat aktif bergantung dengan situasi dan kondisi tertentu.

Honda Sensing sendiri merupakan kumpulan dari beberapa fungsi keselamatan, seperti fitur Collision Mitigation Brake System (CMBS). Pada fitur ini terdapat kamera dan radar sebagai 'mata ketiga' yang mampu memindai situasi di depan kendaraan. Fitur ini memberikan peringatan dan memerintahkan rem berfungsi secara otomatis menahan laju kendaraan untuk menghindari benturan dengan objek yang berada di depan All New Honda Accord model terbaru.

Selain itu, fitur Road Departure Mitigation System (RDM) yang berfungsi saat kamera mendeteksi mobil keluar dari marka jalan tanpa menyalakan lampu sein. Apabila mobil tetap keluar dari jalurnya setelah mendapat peringatan audio-visual & getaran pada roda kemudi, maka sistem RDM akan mengatur arah setir dan melakukan pengereman secara otomatis, bila diperlukan agar mobil kembali ke jalur semula.

Ada juga fitur Lane Keeping Assist System (LKAS) yang berfungsi membantu setir bergerak secara otomatis agar mobil tetap di jalur yang terdeteksi. Kemudian fitur Adaptive Cruise Control (ACC) yang terintegrasi dengan Low-Speed Follow untuk mendeteksi jarak mobil dengan kendaraan di depannya melalui Milimeter Wave Radar, sehingga mobil akan mengatur kecepatan secara otomatis tanpa harus menginjak pedal gas untuk mempertahankan jarak aman, bahkan dalam kondisi stop and go.


Terakhir, sistem Auto High-Beam untuk mengoptimalkan penggunaan lampu depan mobil. Ketika lampu depan diatur ke posisi Auto, sistem secara otomatis menyalakan lampu besar. Namun, jika kamera mendeteksi terdapat kendaraan dari arah berlawanan atau melaju di depan, maka lampu depan akan otomatis menyala ke lampu normal. Fungsi ini berfungsi untuk keselamatan sehingga ketika menggunakan lampu high beam tidak menyilaukan kendaraan di depan.

Kendati demikian, saat menggunakan fitur Honda Sensing ini, para pengendara tetap mengambil peran penting dalam menyetir kendaraa. Sebab dalam kondisi jalan dan cuaca tertentu, fitur keselamatan ini bisa jadi tidak bekerja maksimal, seperti hujan atau berkabut.




(mul/mpr)

Hide Ads